Alhasil, Everton unggul dalam efektivitas serangan di babak pertama. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah peluang, tembakan, dan tendangan sudut yang lebih banyak daripada tim tamu. Doucoure dan Calvert-Lewin sempat mendapatkan peluang bagus hasil crossing dari sayap. Namun mereka belum sanggup mengkonversikan itu menjadi gol.
Meskipun banyak peluang yang dihasilkan, penguasaan bola Everton masih saja kalah daripada Arsenal.
Pada babak kedua, Arsenal meningkatkan tempo permainannya. Skuad Arteta lebih berani lagi untuk melakukan umpan cepat dan menusuk ke daerah pertahanan lawan. Terbukti, pergerakan Saka dan Nketiah beberapa kali menyulitkan pemain bertahan Everton.Â
Niat dari Arteta untuk meningkatkan intensitas serangan pun semakin terlihat setelah memasukkan Leandro Trossard dan gelandang anyar mereka dari Chelsea, Jorginho. Keduanya berturut-turut menggantikan Gabriel Martinelli dan Thomas Partey pada menit 59.Â
Sayang sekali, berselang satu menit kemudian the Toffees mendapatkan hadiah sepak pojok. Melalui set piece tersebut, akhirnya Everton sukses memecah kebuntuan.
Itu diawali dengan corner kick dari McNeil di pojok kiri lapangan Arsenal. Umpan tersebut melambung tinggi ke arah kotak penalti. Tarkowski yang tangguh, berhasil mendesak lepas dari marking Odegaard. Crossing itu pun lantas disambut sebuah sundulan dari bek Everton tersebut.Â
Bola tepat masuk ke gawang Aaron Ramsdale. Dan gol, keunggulan buat Merseyside Biru.
Setelah menghasilkan gol, Everton tidak serta-merta bermain bertahan. Bahkan sang pelatih memutuskan mengganti Calvert-Lewin dengan Neil Maupay pada 62', yang mana seorang penyerang digantikan dengan penyerang yang lain.Â
Everton masih mempertahankan keseimbangan. Mereka masih bernafsu untuk menambah pundi-pundi gol.
Begitu juga dengan Arteta yang menolak pesimis. Melihat Odegaard yang tampil kurang maksimal di babak kedua, dia segera menariknya keluar dan menggantikan dengan gelandang serang baru, Fabio Vieira 77'. Namun sampai akhir laga, pasukan meriam London gagal menciptakan gol penyama.