Mohon tunggu...
Abby Crisma
Abby Crisma Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah Biasa | Anak'e Ibu | Citizens

Simply, writing for relaxing.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Renungan Jumat: Surga, Neraka, dan Ridho Tuhan

3 Februari 2023   09:30 Diperbarui: 10 Februari 2023   16:10 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A contemplating (A photo by Fatih Maraşlıoğlu via pexels.com)

Tidak perlu menutup mata, bahwa sebagian besar dari apa yang kita usahakan sejauh ini memang belum sepenuhnya digantung dan berorientasi pada Tuhan Yang Maha Esa. Kita bekerja untuk memenuhi kebutuhan lahiriah semata, yang bahkan seringkali kebablasan, menjadi budak bagi nafsu yang tidak ada habisnya.

Begitu juga dengan ibadah. Yang seharusnya adalah bentuk cinta dan penghambaan kepada Tuhan, malah sekedar ditujukan pada urusan 'supaya masuk surga dan menjauhi neraka.' 

Lalu, apakah pantas seperti itu? Bisa jadi, bisa juga tidak. 

Baca juga: Buruh Batu Kali

Sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kita sadari sebagai umat beragama terkait surga dan neraka. Keduanya adalah hak prerogatif Tuhan, yang mana makhluk tidak berwenang untuk menghakimi kelayakan dirinya sendiri maupun orang lain terhadap dua hal tersebut. Makhluk hanya dianjurkan untuk terus berusaha beramal baik, saling menasihati dalam taat dan sabar, lalu kembali berserah diri pada-Nya. Dengan melaksanakan perintah tersebut, maka keridhoan Tuhan tinggal tunggu waktu saja.

Setelah ridho Tuhan jatuh pada kita, maka selamat dihaturkan. Besar kemungkinan surga adalah tempatnya. Namun surga bukan sebatas area yang indah, nyaman, abadi, dimana bisa bersenang-senang selamanya di sana, sebagaimana bayangan kita sampai saat ini. Adapun sebetulnya, kehebatan sejati dari surga adalah karena ia sebagai simbol dari ridho Tuhan itu sendiri. 

Neraka pun sebaliknya. Memang, selama ini yang membuat neraka menakutkan bagi makhluk adalah siksaannya. Mungkin banyak dari kita membayangkan lidah bakal dipanaskan karena sering berbohong, kaki dan tangan dipotong karena berbuat kasar, mata dicongkel karena sering melihat hal-hal buruk, dan lain sebagainya. 

Tidak salah juga mengimajinasikan neraka seperti itu. Namun kembali lagi, ada satu yang perlu kita yakini, bahwa neraka bisa menjadi tempat yang sangat mengerikan karena wujud dari ketiadaan ridho Tuhan di sana.

Semua kenikmatan di surga hakikatnya adalah simbol dari ridho Tuhan, dan sebaliknya, kesengsaraan di neraka menjadi bukti tidak diridhoi oleh-Nya. Akhir kata, apabila telah berhasil menyadari kedua hal tersebut, saya rasa baru lah pantas usaha dan ibadah kita hanya ditujukan untuk 'mengejar surga dan menghindari neraka' semata. 

Jumat, 12 Rajab 1444 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun