Mohon tunggu...
Muhammad Abblu Adam R
Muhammad Abblu Adam R Mohon Tunggu... Administrasi - bismillah cerpenis

senang bengong depan tanaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Hujan di Kota Dingin

24 Oktober 2018   18:37 Diperbarui: 24 Oktober 2018   18:44 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan mengguyur kota yang terlanjur dingin.
Orang-orang menepi dan aku terdiam
di tengah kota seorang diri. Rintik-Rintik
menjelma menjadi kenangan-kenangan runcing
—dan Cinta, apa kau juga sedang tersedu
menyumpah serapah langit yang kelabu?

Hujan mengguyur kota yang terlanjur dingin.
Hatiku membeku dan pikiranku terbang terbawa angin.

Malang, Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun