Hujan mengguyur kota yang terlanjur dingin.
Orang-orang menepi dan aku terdiam
di tengah kota seorang diri. Rintik-Rintik
menjelma menjadi kenangan-kenangan runcing
—dan Cinta, apa kau juga sedang tersedu
menyumpah serapah langit yang kelabu?
Hujan mengguyur kota yang terlanjur dingin.
Hatiku membeku dan pikiranku terbang terbawa angin.
Malang, Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!