Siapa sangka, pohon kurma yang awalnya didatangkan untuk agrowisata ternyata kini berbuah. Tak hanya berbuah namun juga lebat. Fakta ini meruntuhkan berbagai teori dan mitos yang menganggap bahwa kurma tidak mungkin berbuah di Indonesia.
Tepatnya di Pasuruan Jawa Timur. Beliau adalah Haji Ruslan yang menyulap lahan seluas 3ha menjadi kebun kurma dan agrowisata. Di lokasi tersebut banyak ditanam pohon kurma berbagai jenis dan warna. Saat mengkal atau fase ruthob, ada yang berwarna merah dan kuning. Adapun fase seblumnya, Khalal, semua berwarna hijau.
Warna dan bentuk kurma menunjukkan jenis kurma tertentu. Misal kurma ajwa, saat ruthob berwarna merah dan bentuknya cenderung bulat. Kurma deglet nur, saat ruthob berwarna kuning dan bentuknya lonjong. Soal rasa, masing-masing juga punya ciri khas. Tidak semua kurma memiliki rasa manis di fase ruthob. Diantara yang sudah ada rasa manis di fase ruthob adalah kurma jenis Barhi, khalas, Rotana, Samany, dan ummu Firokh.
Sebaran Kurma Tropis Indonesia
Dengan banyaknya pohon kurma berbuah di Indonesia, rasanya sangat besar potensinya untuk mengembangkan Kurma Tropis Indonesia. Kurma berbuah banyak sekali ditemukan di berbagai kota, baik yang tumbuh liar ataupun yang dirawat. Ada juga yang hasil panennya disemai kembali untuk pembibitan.
Pekanbaru patut berbangga karena di Masjid AnNur ada pohon kurma berbuah di usia relative cepat, belum genap 5tahun. Bekasi pun demikian, pohon besarnya menghasilkan ratusan kilogram kurma berwarna merah di pelataran Masjid Agung AlBarkah. Solo pun ada, di depan masjid MUI Surakarta.
Bibit Kurma Tropis Asli Indonesia
Kurma di Masjid Agung AlBarkah Bekasi menunjukkan peningkatan produksi signifikan setelah dilakukan perawatan intensif. Menurut pengelolanya, selama 2018 saja satu pohon menghasilkan 30an tandan kurma.
Sebagai peluang bisnis, budidaya kurma masih sangat besar potensinya. Puluhan juta ton diimpor tiap tahun dari berbagai negara. Januari-Februari 2018 saja sesuai data kementrian perdagangan, ada 10,2 ton impor kurma ke Indonesia.