Mohon tunggu...
Bandit Pendidikan
Bandit Pendidikan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Tukang Riset dalam pejuang tegaknya pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Terduga Mafia Perampas SMAK Dago dan Perampok Uang Negara

9 November 2017   22:42 Diperbarui: 9 November 2017   23:29 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SMAK Dago merupakan salah satu sarana pendidikan yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. SMAK Dago senantiasa melaksanakan aspek pendidikan di Indonesia guna mencerdaskan bangsa meskipun melalui banyak tantangan.

Tantangan yang dihadapi SMAK Dago salah satunya berasal dari pihak terduga mafia tanah yang ingin merampas lahan tempat SMAK Dago berdiri sebagai aset nasionalisasi.

Terduga mafia tanah yang tergabung dalam organisasi bernama Perkumpulan Lcyeum Kristen (PLK) menggunakan keterangan palsu Akta Notaris Nomor 3/18 November 2005 yang digunakan data untuk mengklaim dan merampas lahan SMAK Dago.

Akibatnya, 3 orang ditetapkan sebagai terdakwa yaitu Edward Soeryadjaya, Maria Goretti Pattiwael dan Gustav Pattipeilohy.

Hebatnya, terdakwa bernama Edward Soeryadjaya dan Maria Goretti tidak pernah hadir dalam persidangan yang telah digelar selama 12 kali dengan berdalih sakit.

Bukan hanya tindak pidana itu, faktanya baru-baru ini terdakwa, Edward Soeryadjaya ditetapkan sebagai tersangka di Kejaksaan Agung terkait dugaan kasus korupsi pengelolaan dana pensiun PT Pertamina (Persero) yang disinyalir merugikan negara sebesar Rp 599 Miliar.

Selain sektor pendidikan yang ingin dirampas, ternyata Edward juga tersangka perampok uang negara.

Mental yang terbentuk senantiasa menjadikan dirinya melakukan segala cara atau meng 'halal' kan cara apapun guna mempelancar kepentingan ekonomi  pribadinya.

Pendidikan harus ditegakan dan dikembangkan, bukan dihancurkan hanya karena untuk memperkaya pihak tertentu. Juga pihak-pihak yang berusaha menghancurkan bangsa harus dilawan dan disingkirkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun