Mohon tunggu...
Abban Said
Abban Said Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah Aliyah Negeri 3 Bantul

Guru bahasa yang suka sastra

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru MAN 3 Bantul Serap Ilmu dalam Acara Pembinaan Sekolah Ramah Anak Kemenag Bantul

31 Maret 2023   10:39 Diperbarui: 31 Maret 2023   10:52 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bantul (MAN 3 Bantul) - Guru MAN 3 Bantul, Sumpono, S.Pd. selaku staf wakil kepala madrasah bidang kesiswaan mewakili madrasah menghadiri acara "Pembinaan Sekolah Ramah Anak Jenjang MI, MTs, dan MA" se-Kabupaten Bantul. Kegiatan ini yang diinisiasi oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul di Griya Dahar Mbok Sum, Senin (20/3). Acara tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Dr. Titik Sunarti, M.Pd. (Sekdin Dinas Dikpora Bantul), Dr. Jumarudin, M.Pd (Kepala Pusdiklatcab Kwarcab Bantul), dan Drs. Edi Sutrisno, M.Pd. (Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Dikpora Bantul).  

Pemaparan pertama disampaikan oleh Titik Sunarti. Titik mengungkapkan bahwa pendidikan masa lalu berbeda dengan masa kini. Untuk mendukung Bantul Layak Anak (BLA) maka sekolah/ madrasah perlu menerapkan Sekolah Ramah Anak/Madrasah Ramah Anak (SRA/MRA). Titik juga menguraikan enam indikator yang harus dipenuhi agar terwujud SRA/ MRA.

Setelah pemaparan pertama selesai, dilanjutkan oleh narasumber kedua, Jumarudin yang membahas tentang kegiatan pramuka. Menurut Jumarudin, Kepramukaan merupakan eskstra kurikuler wajib yang menjadi wujud nyata penerapan SRA/ MRA.

Adapun pemaparan ketiga disampaikan oleh narasumber Edi Sutrisno. Bagi Edi harus ada tiga pilar untuk menyukseskan Sekolah SRA/ MRA yaitu orang tua, siswa dan guru.  Secara terpisah Sumpono menekankan pentingnya sekolah ramah anak. Madrasah selaku sekolah berbasis agama diharapkan menjadi yang terdepan dalam mewujudkan gagasan tersebut. Guru menjadi suri teladan yang baik bagi muridnya menjadi yang pertama yang akan disorot.

"Di madrasah kita perlu mengedepankan keramahan bagi anak baik pembelajaran maupun sarana dan prasarananya. Tidak ada lagi perundungan dan body shaming terjadi di madrasah," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun