Amarah,dengki,dendam,terlampiaskan sudah
Puas?!
Biadab lanjutkan jalan
belum rehat rupanya
Mungkin warung kopi belum ada yang buka
Tubuh linglung tercambuk
panggul palang sendiri
Mata lebam tak dipedulikan
Pecut cemeti prajurit berlanjut
Candukah?
Sekadar tumpahkan hasrat benci?
Tak ayal tangis perempuan pecah
Bening berderai di pipi bukti perih
Saksi mata hukuman bagi Tak Bersalah
Sekonyong suara terbata... lirih "Hai puteri-puteri, janganlah tangisi Aku, tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!