Mohon tunggu...
Arianto Batara
Arianto Batara Mohon Tunggu... Lainnya - Mencintai dunia pendidikan

Pemerhati pendidikan, pebelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Panggilan Jiwa : Guru Berintegritas

25 November 2020   06:00 Diperbarui: 25 November 2020   08:38 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru sebagai profesi, sesuai UU RI No.14 tahun 2005 dilaksanakan berdasarkan prinsip salah satunya panggilan jiwa. Menurut KBBI arti panggilan jiwa adalah panggilan hidup; panggilan hidup adalah kecenderungan hati untuk melakukan suatu pekerjaan dan sebagainya.

Metafora panggilan hidup adalah magnet, menarik perasaan dan perhatikan secara perlahan, menggelisahkan dan lama-kelamaan makin kuat memengaruhi kehidupan seseorang. Panggilan hidup sangat berbeda dengan keinginan, panggilan hidup pengaruhnya begitu kuat dan  bertahan, keinginan tidak bertahan lama, hanya sejenak.

Guru yang menyadari profesinya sebagai panggilan jiwa maka akan hidup dengan berintegritas. Integritas berdasarkan asal katanya integer (Latin), integrity (Bahasa Inggris), artinya (wholeness) keutuhan. Berdasarkan  hal ini, maka integritas secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kehidupan seseorang yang utuh, antara perkataan dan tindakan sejalan. Artinya, yang diucapakan itu pulalah yang dilakukan.

Integritas guru terwujud dalam pembelajaran. Sehubungan dengan pembelajaran, seorang guru tidak akan pernah merasa cukup atas teknik mengajar yang dimiliki, oleh guru yang sudah senior dan sangat berpengalaman dengan memiliki berbagai keterampilan mengajar sekalipun.

Perenungan yang mendalam akan mengkonfirmasi bahwa pembelajaran yang baik bukanlah tentang teknik mengajar.  Identitas dan integritas guru adalah sumber pengajaran dalam pembelajaran  yang baik. Setiap guru seharusnya mengetahui hal demikian. Hal ini akan membuat guru tidak stres mencari teknik pengajaran yang baik. Oleh karena, pengajaran yang baik bukan tentang tekniknya tetapi identitas dan integritas guru, maka guru akan lebih banyak berefleksi mempertanyakan identitas dan integritasnya.

Identitas dan integritas guru adalah sumber pengajaran yang baik merupakan sebuah pernyataan kebenaran yang tidak dapat disangkal. Sekaligus pernyataan ini berbicara tentang kondisi spiritualitas seorang guru. Bahasa sehari-harinya adalah pengajaran yang baik hadir dari guru yang baik (saleh), bagaikan mata air yang bersih menghasilkan air yang bersih pula.
Salah satu indikator utama guru yang baik adalah adalah seorang guru yang memunyai keyakinan kuat bahwa dia diberi mandat oleh Sang Pencipta untuk mendidik (termasuk : mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi)  orang lain (peserta didik). Seseorang yang meyakini bahwa menjadi guru adalah panggilan jiwanya, maka orang tersebut akan memiliki keyakinan juga  bahwa ia dimampukan Sang Pencipta untuk mendidik setiap anak didiknya.

Hal lain yang penting dalam pembelajaran adalah semangat. Semangat ibarat mesin dalam diri seseorang, sebagai penggerak. Seseorang yang meyakini Guru adalah panggilan jiwanya (guru yang baik)  akan terus bersemangat. Semangat akan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Meskipun peranan semangat dalam pembelajaran memegang peranan penting, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai manusia yang terbatas ada guru yang berkurang atau malah hilang  semangat mengajar seiring perjalanan waktu.  Memandang peserta didik sebagai pribadi yang punya potensi untuk memberi pengaruh positif atau merusak masyarakat dengan tindakan kejahatan dapat menjadi alas an mengembalikan semangat yang hilang atau pudar. Semangat merupakan bagian penting dalam aspek pembelajaran seorang guru.

Guru yang berintegritas dan memiliki identitas yang baik bukan berarti sudah tidak akan pernah berbuat salah, sehingga tidaka membutuhkan bantuan pihak lain. Guru yang berintegritas dan beridentitas yang baik tetap butuh mentor. Mentor bukan melulu menjadi teladan dalam teknik pembelajarannya yang baik, mentor akan menjadi pembangkit semangat dalam diri guru. “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” demikian catatan Nabi Salomo dalam buku hikmatnya.

Guru sebagai panggilan jiwa, panggilan seakan-akan berasal dari luar diri. Bila direnungkan lebih dalam, guru sebagai panggilan jiwa sebenarnya berasal dari dalam batin. Guru batiniah (internal/jiwa)  terwujud pada identitas dan integritas.Dengan demikian, tidak menghianati batin.  Guru yang meyakini profesinya sebagai panggilan jiwa, guru berintegritas akan merenungkan panggilan ini terus – menerus sepanjang hidupnya tidak saja ketika menjadi guru tetapi ketika sudah purna bakti. Saat sudah pensiun, seharusnya menjadi mentor bagi juniornya.

Guru yang menghidupi profesinya sebagai panggilan jiwa terwujud dalam identitas yang baik dan integritasnya.  Sangat penting guru memiliki integritas, oleh karena peserta didik akan mencontoh gurunya. Guru sementara mempersiapkan masyarakat yang jahat jika guru tidak memiliki integritas. Guru yang tidak berintegritas menghianati panggilan jiwanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun