"Pak Abas, apa sebelumnya sudah punya paspor" !, tanya Bu Nenih.
"Belum Bu Nenih, saya kali pertama mengurus paspor", jawab saya semangat.
"Apa bayarnya bisa nanti di Kantor Imigrasi atau lewat Kang Awang", tanya Pak Yaya kepada Kang Awang.
"Pak Yaya, nanti setelah tiba ditempat bisa dititipkan ke saya", jawab Kang Awang menenangkan Pak Yaya.
"Sekarang umur paspor jadi 10 tahun, loh", seru Bu Nenih menambahi bahan obrolan. Sebelumnya lima tahun, jadi sekarang mah lebih leluasa. Jadi kalau mau bikin paspor tidak harus siap ke luar negeri dulu. Bikin, bikin saja.
Seiring mentari menuju jam 9 pagi, mobil Kang Awang tiba di Kantor Imigrasi Tasikmalaya. Rehat sejenak di mushola guna menenangkan hati juga shalat dhuha. Mengikuti prosedur yang sudah disepakati sebelumnya, kita pun berpindah-pindah meja. Duduk menunggu beberapa saat kemudian menuju ke tempat pemotretan. Lancar, mas bro. Ga nyangka.
Maklum saya yang pertama kali masuk Kantor Imigrasi, membuat pikiran dan perasaan bercampur aduk. Kepoin juga suasananya. Kayaknya orang lain akan melihat sikap saya yang aneh banget. Jelalatan mata kesana kemari, sambil sesekali menenangkan Pak Yaya dan istrinya yang gelisah. Mereka gusar dengan pengalaman pertama urus paspor.
Pengunjung tak nampak berjubel. Beberapa kursi masih ada yang kosong. Penataan ruangan yang sengaja dibuat "lebih dekat" dengan "pelanggan". Dari awal masuk, petugas sudah ramah menyapa kita dengan hangat. Di dalam pun petugas terlihat serius bekerja. Konsentrasi penuh agar terhindar kesalahan penulisan data.
Memakai seragam khas kantor Imigrasi, atasan berwarna merah marun dan bawahannya bahan berwarna crem, sangat enak untuk dilihat. Ditambah lagi dengan model baju kerja yang menopang kinerja mereka. Jadi penampilan mereka mencerminkan profesional dalam bekerja. Salam dan sapa petugas di dalam yang terlihat agak kaku, tak mengurangi ritme bagaimana pelayanan terhadap masyarakat.
Menjelang jam 11 siang, urusan selesai. Kang Awang yang bantu kita sampai selesai. Urusan di imigrasi Tasikmalaya sudah kelar, kita kembali ke Bandung.
Terima kasih Kompasianer, semoga bermanfaat.Â