Tangan kanan sambil memutarkan tong kecil, sedangkan tangan kiri dipakai untuk mengikuti irama lagu yang memaksa pemuda tersebut menggerak-gerakan tangan sesuai irama lagu. Maklum cukup lama juga membuatnya, maka para pembuat es krim pun larut dalam gerak dan lagu.
Lamunan sejenak terhenti karena abang pedagang menyodorkan tiga mangkuk es krim puter. Oh..ya untuk mendapatkan rasa aman, maka saya memakai mangkuk sendiri. Biar higienis begitu, dan yang paling penting adalah tidak menggunakan kemasan plastik. Lebih firendly dengan alam alias cinlung (cinta lingkungan).
Mangkok kini telah berisi es krim puter. Beralaskan roti tawar, tiga sekop es krim berada di atasnya. Sudah ada coretan krim kental manis rasa coklat sebagai pemanis penglihatan, eye catching gitu. Sendok kayu khas untuk es krim pun hadir melengkapi penampilan.
"Berapa Bang ?, tanya saya.
"Sembilan ribu, Pak", jawabnya ringkas sambil tetap tersenyum manis.
Diawali niat untuk berbagi, maka ada saja hal yang membawa niat tersebut untuk terwujud.
Sesaat menuju pekarangan, dari sudut mata terlihat, ada tetangga. Si ade kecil yang imut-imut melihat ke arah saya. Tanpa pikir panjang, satu mangkok pun sudah diterima oleh anak tersebut. Ada senyum kecil di bibirnya, tatap mata bahagia. "Terima kasih !", suaranya lirih sambil menatap ke arah saya.
Rasa bahagia pun saya rasakan. Berbagi dengan anak tetangga yang memang masih suka makan. Namanya juga anak-anak, ya. Apa sih yang akan ditolak kalau di kasih jajanan. Apalagi es krim puter. Dari teras rumah saya mendengar dia berbincang dengan ibunya, menyampaikan rasa senang mendapat hadiah es krim puter.
Semoga jadi lebih bermanfaat, tetanggaku. Hanya rasa ingin berbagi saja, bukan untuk memanjakan atau mengajarkan jajan es.
Dua mangkuk pun akhirnya kita bagi lagi. Satu mangkuk untuk anakku yang kecil, dan satu mangkuk lagi dimakan berdua, antara saya dan istri. Romantis banget nih saya. Iya, lah mungpung lagi liburan, kapan lagi bermesraan. Satu mangkuk berdua, bukan sepiring berdua. Beda loh dengan lagu yah.
Rasa santan masih terasa ringan di mulut. Manisnya gula, cukup lah, tidak dominan manis tapi cocok untuk saya dan istri yang tidak tidak menyukai rasa manis yang dominan. Roti tawar hadir melengkapi santapan jadi lebih "tebal" karena ada yang bisa digigit. Ada yang "nyangkut" sebentar di mulut. Secara keseluruhan soal rasa, sudah cukup mewakili sebagai es krim puter. Soal penampilan, tak kalah lah dengan kondisi kekinian.