Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Cerdas Bertetangga, Kompak Terpadu

16 Oktober 2022   17:17 Diperbarui: 16 Oktober 2022   17:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imam Al-Ghazali dalam tulisannya berjudul Al-Adab Fid Din menuliskan 12 adab bertetangga, bersikap terbaik dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Apa saja 12 tuntunan tersebut, sikap terbaiknya kita ikuti :

1.Mendahulukan berucap salam. Mengucapkan salam sebelum masuk rumah tetangga sudah menjadi ketentuan yang tidak tertulis. Dengan mengucapkan salam

2.Tidak berlama-lama berbicara. Maksudnya tidak menjadi dominan dalam pembicaraan. Sebaiknya berimbang saja biar hati. Memberikan kesempatan kepada tetangga untuk menyampaikan isi hatinya.

3.Tidak banyak bertanya. Bukan pula banyak berdiam diri. Bertanya menunjukkan respon keberadaan kita. Sejauh mana menyimak obrolan.

4.Menjenguk bila ada yang sakit. Tetangga sakit ada yang di rawat di rumah atau di rumah sakit. Kondisi mental yang bersangkutan memerlukan dukungan siapa pun, tidak hanya dokter atau orang rumah tapi tetangga. Apalagi kalau sampai mendoakan. Doa berperan sebagai obat yang tak kasat mata dan sangat dibutuhkan.

5.Berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah. Dalam hal ini tidak ada perbedaan apa pun. Sikap bela sungkawa sangat manusiawi. Jadi tinggal diikuti saja.

6.Ikut bergembira atas suka cita yang diperoleh. Bergembira atas suka cita tetangga, bukan berduka di saat suka cita tetangga. Hanya disuruh bahagia saja, bukan yang lain.

7.Berbicara dengan lembut kepada anak tetangga juga pembantunya. Sewajarnya kita bersikap lembut kepada anak tetangga karena berbeda usia. Begitu juga dengan pembantunya yang pada umumnya terpaut usia, lebih tua maksudnya.

8.Berbesar hati untuk memaafkan atas salah ucap kata. Ini yang rada berat untuk disikapi secara sabar. Katanya hati tidak akan mudah untuk memaafkan. Katanya lagi, mulut gampang banget bicara, tapi hati yang ngerasain. "Pedih tuh di hati bukan di mulut", kalau kata generasi millenial.

9.Menegur secara halus ketika berbuat kesalahan. Apalagi yang satu ini, duh berat sekali. Secara halus, seperti apa ya. Menegur secara halus ketika berbat kesalahan, memang butuh latihan dan keberanian beralasan yang tepat. Secara halus diterjemahkan kurang lebih tidk menyinggung perasaan, dilakukan secara berduaan saja, dalam kondisi senang kalau bisa.

10.Menundukan pandangan ketika berpapasan dengan istrinya. Ajakan ini khusus untuk pria saja. Menjaga pandangan kepada istri tetangga sama seperti menjaga perilaku baik. Jangan pula beranggapan rumput tetangga jauh lebih hijau daripada rumput di rumah sendiri.  Jangan sampai ya, kompasianer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun