Maklum menunda rasa lapar sehingga dalam waktu singkat satu mangkok soto pun habis. Sebagai makanan penutup adalah sosis solo goreng. Namun satu keping lagi tempe goreng masih tertinggal di piring. Tanpa pikir panjang kusantap lagi. Mulut spontan komentar, "Enak banget".
Kenyang pun menghampiri perut bersanding dengan teh panas tawar yang beraroma khas. Paduan yang cocok, menambah kenikmatan makan siang yang tertunda. Suasana bertambah karena hadirnya hujan yang besar bercampur angin. Sejenak menunggu turunnya Rahmat Allah buat umat manusia juga mahluk lainnya.
Hari Minggu menjadi istimewa di rumah makan Soto Spesial Boyolali karena penuh dengan pengunjung. Baik pasangan muda dengan anak-anaknya maupun orang tua dengan kerabatnya. Kursi terisi tamu pengunjung yang mau makan menu spesial. Ditambah masih di awal bulan jadi sangat wajar banyak dikunjungi.
Ada rasa bangga menjadi warga Bandung bisa menikmati soto spesial Boyolali bukan di tempat aslinya. Berbaur budaya Jawa dengan kondisi Bandung. Mereka yang rindu makan soto Boyolali tidak harus repot-repot pergi ke Boyolali, cukup di Bandung saja.
Hebat sekali SSB sudah menjawab tantangan akan kebutuhan makan orang Jawa maupun orang Sunda di kota Bandung. Dengan menu porsi kecil sehingga berdampak ganda, tidak memunculkan rasa kenyang sehingga masih bisa makan lainnya, seperti aneka macam gorengan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H