Mohon tunggu...
Abas Basari
Abas Basari Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi SMA Al Masoem

melakukan apa pun yang bisa, kalau boleh orang lain bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kunci Sukses: Belajar dari Kesalahan

25 Agustus 2022   22:20 Diperbarui: 25 Agustus 2022   22:24 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 15.00 bertepatan dengan jam terakhir pelajaran sesampainya di ruang guru sudah ada tamu menunggu. Mahasiswa UNPAD yang akan memberikan kepastian projek berupa praktikum reproduksi hewan di kelas 11 MIPA 1.

Sehubungan sudah mendekati waktu shalat Ashar maka dengan segala kerendahan hati saya meninggalkannya. Saya bersama siswa bersama-sama menuju masjid. Tamu di silakan untuk shalat di mushola bersama tamu yang lain.

Selepas shalat saya pun meneruskan obrolan tentang projek kelas 11 MIPA 1 dan MIPA 4. Langsung to the point saja. Jadwal yang sudah disepakati bersama akan segera dilaksanakan. Sebagai pemberitahuan juga tentang kepastian alat dan bahannya. Projek ini merupakan kerja sama antara UNPAD dengan SMA AL MA'SOEM. Tahun ini merupakan tahun kedua projek diadakan.  Tak lama kemudian tamu pun pulang.

Waktu yang menunjukkan 16.05 saatnya mendampingi siswa. Rencana awal adalah mengawasinya siswa yang belajar mandiri di Laboratorium Komputer. Namun entah apa yang terjadi, anak-anak yang biasanya ramai, tak ada satu pun yang hadir. Sangkaan saya mereka sedang ikut les di tempat lain. Benar sekali dugaan saya, karena beberapa waktu sebelumnya ada kabar tentang ketidakhadiran mereka.

Sambil menunggu waktu menuju pukul 17.00. Keadaan yang sudah saya kondisikan dengan diri sendiri. Satu jam setidaknya menulis. Baru beberapa saat membuka laptop, kebetulan saya perlu minum karena kerongkongan terasa panas. Empat pemuda menemui saya. "Sengaja mau ngobrol, mau ada perlu", katanya.

Kebetulan lab kosong jadi kita berlima di dalam ruangan. Mereka mengaku mewakili teman-temanya kelas 11 MIPA 1. Selama beberapa saat nampak agak grogi menghadap saya. Gerak gerik yang serba kaku dan aneh. Saling sikut secara pelan diantara mereka menyilakan temannya untuk bicara. Namun tak satu pun yang berani bicara. Saya hanya terdiam memperhatikan sikap mereka. Setelah menunggu agak lama saya mencoba menenangkan suasana dengan bertanya.

Sikap grogi semakin parah setelah saya mengajukan beberapa pertanyaan lanjutan karena pertanyaan pertama belum juga dijawab. Tidak untuk menghakimi hanya anggapan saya saja jika kalimat tanya pertama tidak bisa dimengerti oleh mereka. Maka saya ajukan pertanyaan berikutnya. Dari pada menunggu lama, maka saya pun meminta satu diantara mereka untuk tenangkan hati dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan.

Jika diingat dengan kejadian beberapa hari kebelakang, telah terjadi kesepakatan projek kelas 11 MIPA 1 di mata pelajaran Biologi. Termasuk batas waktu akhir penyerahan. Namun apa yang terjadi, projek tidak selesai. Dengan berbagai pertimbangan maka waktu untuk menyelesaikan pun sepakat ditambahi. Lagi-lagi perjanjian tidak dipatuhi. Sesuai kesepakatan jika tidak selesai sesuai kesepakatan maka ada sanksi.

Projek berupa video pembelajaran berbasis PPT. Adapun materi sesuai dengan hasil undian. Sehubungan ini projek pertama di kelas 11 yang sebelumnya sudah pernah dilakukan namun dengan penuh bimbingan guru alias peran guru lebih banyak. Dalam hal ini, diupayakan peran siswa menjadi lebih banyak berperan agar memperoleh pengalaman kolaborasi, eksplorasi kemampuan diri dan aktivitas literasi yang lebih intens. Jadi setiap siswa mendapat tugas sedikit, namun jika sudah dikumpulkan dalam bentuk PPT dan kemudian dibentuk video, maka jadilah video pembelajaran.

Setelah terlihat tenang maka perwakilan mereka pun bicara. "Pak kita berempat mewakili temen-temen mau menyampaikan permohonan maaf atas sikap lalai sehingga projek video pembelajaran belum selesai", ujarnya dengan raut wajah memelas.

Disambung dengan yang lain. "Dampak sikap lalai terlalu luas Pak, bisa saja menghilangkan kepercayaan Bapak, atau kalau nanti kuliah bakal sulit bekerja sama. Kita tidak mau nanti kuliah mengalami kesulitan", bicara agak tersendat-sendat.

Giliran Rahmat berbicara dengan wajah tak kalah serius ditambah bahasa tubuh penuh rasa sesal , "Pak kita mau dikasih kesempatan lagi untuk bisa selesaikan projek ini. Cara ini sebagai bagian dari latihan mental juga menambah keterampilan berbagi tugas. Agar nanti kita tidak kesulitan ketika menghadapi masalah. Bagaimana Pak ?

Mendengarkan keinginan yang serius dan nampak dari garis wajah ada rasa penyesalan yang kuat maka hati kecil ini pun bicara jujur. Perlu dipertimbangkan lagi keputusan yang sudah disampaikan. Saya pun teringat kembali kejadian satu jam yang lalu bahwa kelas 11 MIPA 1 akan kerjasama dengan mahasiswa UNPAD untuk praktikum Reproduksi Hewan. Maka keputusan sebelumnya diputuskan untuk dibatalkan.

Video pembelajaran karya mereka sendiri akan menjadi sumber belajar kebanggan kelas juga warga sekolah. Dapat dinikmati kapan saja, dimana pun dan kondisi apa pun. Karena disimpan di HP maka memudahkan siswa membawanya. Di saat waktu terbatas karena ada kegiatan lain, maka video pembelajaran karya mereka menjadi solusinya. Dari mereka untuk mereka.

"Dengan mepertimbangkan adanya praktikum bersama mahasiswa UNPAD dan ketersediaan waktu maka permintaan kalian bapak kabulkan", saya menyampaikan balasan atas permohonan mereka. Serempak mereka mengucapkan "Alhamdulillah, terima kasih Pak atas kesempatan yang diberikan. Kita janji tidak akan lalai lagi", mereka berujar. Raut wajah bahagia, tersenyum sumringah, mereka pun saling memandang dengan rasa senang. "Aku akan selesaikan hari ini", ujar Kayla penuh semangat. Hebat mereka.

Pembelajaran dari kesalahan karena lalai harus dilalui mereka, sebagai bagian pembentukan karakter bertanggung jawab atas tindakan lalai, dan jujur dengan diri sendiri karena harus mengakui kesalahan. Dampak lebih dari lalai sudah bisa diprediksi oleh mereka. Penyesalan bentuk dari kesadaran diri yang paling utama. Bahkan niat serta janji untuk tidak akan diulangi akan menjadi nilai lebih karakter siswa. Sukses akan semakin mudah digapai. Belajar dari kesalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun