Serius saya menyikapinya, kesempatan yang ditunggu-tunggu, karena saya belum punya varian ini. Ditambah komentar istri yang senang melihat tepian daun yang keriting. Lumayan menggoda, katanya.Â
Kata penjual miana di Ciparay, Â senantiasa bakal ada varian baru dari miana.
Dipotong, ditanam terpisah dan tumbuhlah sesuai harapan saya. Maka si kribo hijau menambah koleksi miana di kebun atas rumah. Memandangnya tak akan bosan, besty lah buat healing gratisan di rumah.
Sengaja saya perbanyak kembali, miana untuk bisa mejeng di acara-acara yang membutuhkan dekorasi panggung. Biasanya akan bergabung dengan tanaman lain.Â
Terakhir, miana dipasang pada kegiatan silaturrahmi Idul Fitri Ma'soem Grup. Walau tertutup warna merah hanjuang, tapi sudah memberikan bentuk tersendiri. Senang hati hasil jerih payah merawat tanaman bisa membahagiakan orang banyak.
Bahkan tanaman sukulen dan kaktus pun sebagai hiasan di meja saat pameran menemani poster. Dengan sedikit sentuhan rasa seni dan eye catchy maka sukulen dan kaktus hadir menggenapkan. Enak dilihatnya, ada sesuatu yang unik tapi tidak menghalangi poster sebagai informasi utama.
Ga enak kayaknya kalau berkebun tanpa membuat pupuk sendiri. Ya saya pun membuat pupuk sendiri.Â
Sampah organik dari dapur dijadikan kompos. Bantuan bakteri yang diaktifkan dengan gula akan mempercepat terbentuknya kompos.
Mau biakan bakteri yang gratis? Untuk mendapatkan bakteri dapat mengikuti cara berikut:Â
Pertama-tama, Â air cucian beras yang pertama, kurang lebih 600 ml, dicampur dengan sesendok makan gula pasir, masukan ke dalam botol bekas minuman bersoda ukuran 1, 5 liter. Kemudian, tutup rapat.
Untuk empat hari pertama, tutup botol dibuka sebentar untuk menghindari botol meledak. Silakan tunggu tujuh hari, selebihnya siap pakai. Satu tutup botol dicairkan dengan 10 Liter air biasa.