Mohon tunggu...
abantea
abantea Mohon Tunggu... -

seorang yang senang membaca, sekarang belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Poppies Kuta, Setelah 42 Tahun Berlalu

6 Februari 2016   06:38 Diperbarui: 6 Februari 2016   07:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang pernah ke Kuta, Bali, tentu akan kenal yang namanya Poppies.
Saking terkenalnya, nama gang yang membelah jalan antara Jalan Legian dan Jalan Pantai Kuta dinamakan Poppies Lane, bahkan sekarang ada Poppies Lane II segala.

Cerita ini berawal tahun 1974, masa saya masih bersekolah SMA di Bandung. Karena kenekadan saya , saya memberanikan diri untuk pergi ke Bali sendirian. Perjalanan ke Denpasar , ( waktu itu masih ada tiket KA Bandung Denpasar ) memakan waktu 2 hari , termasuk menyambung dengan bus dari Gilimanuk ke Denpasar.
Singkat cerita, saya mencari homestay di daerah Kuta, berlokasi di Jalan Pantai Kuta sekarang. Nah, jika malam tiba, maka rutinitas yang saya lakukan adalah pergi ke Poppies, restoran yang baru saja didirikan disana.
Dan, Poppies adalah magnetnya Kuta saat itu . Segala jenis manusia lokal dan bule tumplek blek, mendengarkan musik sambil ber haha hihi…..

Soal nama Poppies sendiri , konon tadinya ini nama restoran di California sebelum pemiliknya berpindah ke Bali dan bekerja sama dengan orang Bali mendirikan Poppies di Kuta.
Waktu berjalan……entah sudah beberapa kali saya ke Bali, kadang sendiri dan kadang bersama keluarga. Dan selalu saja keinginan untuk pergi lagi ke Poppies tidak terlaksana.
Tetapi, baru seminggu lalu saya berkesempatan pergi lagi ke Bali, dan beruntung saya bisa mendapatkan kamar hotel di Jalan Pantai Kuta yang tidak terlalu jauh dari Poppies.

Malam hari, saya ajak istri saya untuk makan malam di Poppies. Karena dekat ya jalan kaki saja dari hotel. Akhirnya, setelah berjalan melalui Poppies Lane I, sampailah saya di sana . Masih seperti dulu, dengan tembok tinggi dan pintu masuk yang kecil. Hanya ada billboard berwarna orange , bertuliskan Poppies Restaurant.
Kami masuk, banyak meja yang kosong , hanya tampak beberapa meja diisi oleh tamu bule, sedihnya malam itu cuma saya dan istri yang orang lokal. Duduk ditempat non smoking area, karena saya sekarang tidak merokok…..lalu memesan makanan.
Musik dari speaker terdengar mengalun, membawa suasana yang menenangkan hati. Orang orang ngobrol perlahan, seakan takut mengganggu ketenangan di sana.

Sambil menikmati makanan, pikiran saya melayang ke 42  tahun yang lalu, disini penuh orang yang bernyanyi dan berteriak teriak sambil setengah mabuk….dan teringat Jeffrey, sang legenda pembuat pina colada…..
Ah, betapa waktu telah merubah segalanya….dan saat ini Poppies menjelma menjadi salah satu restaurant fine dining terbaik di Kuta, bahkan telah mempunyai beberapa usaha lain seperti cottages, ada juga restoran lain seperti Kopi Pot di Kuta dan Strawberry Hills di Bedugul.
Mungkin, para pelanggan yang diharapkan datang lagi ke Poppies bersama keluarganya, diantaranya adalah para “ alumnus “ Poppies dimasa tahun 70 an seperti saya……

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun