Mohon tunggu...
iif rahmat fauzi
iif rahmat fauzi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

abankz iif dari betawi.. nak keenem dari tujuh bsodare.. perawak kurus tapi ati lurus.. tidak tampan cukup idaman.. baik hati nan bependiri.. banyak banyol bukan konyol.. siap statis suka dnamis.. hobi nulis dikit kritis.. lisan diam mnuju faham.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ana Uhibbuki Fillah

7 April 2010   03:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:56 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tulisan ini mudah-mudahan bisa menjadi nampah curah atas gelisah ana selama ini. Istighfar senantiasa terucap manakala tulisan ini justru membawa luka atau bahkan murka ALLAH SWT.

A’udzubillahiminasyaithonirraojiiim…

Bismillah… Semoga ALLAH meridhoi.

Entah apa yang ana rasa selama ini. Antara anugerah atau justru tipu daya setan untuk memalingkan hati ana dari mengingat ALLAH SWT.

Mengenal ia mungkin memang menjadi satu anugerah untuk ana. Tak sedikitpun ana pungkiri bahwa ana menaruh cukup perhatian padanya. Akhlaknya yang baik, serta parasnya yang cantik sudah cukup rasanya untuk membuat ana jatuh hati padanya. Namun tak sedikit pula ana sadari bahwa mengenal ia menggoyahkan hati ana hingga secara tidak sadar banyak menghilangkan waktu ana untuk kembali mengingat-NYA dan menaruh cinta hanya kepada-NYA.

Hingga akhirnya kekekalan cinta padanya pun mulai goyah atas pilihan cinta yang menghadapnya, ana sadar bukan ini ‘cinta’ yang sebenarnya. Cinta karena ALLAH memang cinta yang mulia, namun sampai diri ini belum mampu menjadi insane yang mulia tak layak rasanya diri ini menjemput anugerah cinta karena-NYA. Istighfar senantiasa terucap mengingat kembali khilaf yang selama ini ada. Berharap selalu semoga ALLAH membimbing hati ana.

Tulisan ini mungkin menjadi awal putusnya pengharapan besar ana atas cintanya, sekaligus menjadi awal pengharapan besar cinta ana hanya pada-NYA dan cinta ana hanya karena-NYA.

Biarlah ia memilih dan menjemput cintanya, seraya meyakinkan diri bahwa mereka memang lebih baik dari ana. Semoga ALLAH memberikan cinta terbaik untuknya melebihi cinta ana padanya selama masa telah berada.

Syukurku senantiasa terucap atas anugerah cintaku padanya walau mungkin hanya di tepian hatinya saja. Jazakumullah untuknya memberi tempat dan masa untuk ana merasakan anugerah cinta walau hanya sepercik saja.

Semoga dirinya senantiasa berada dalam naungan cinta-NYA.

Walau tak sanggup menggapainya,

“ANA UHIBBUKI FILLAH…!!!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun