Mohon tunggu...
Ahmad Bari' Mubarak
Ahmad Bari' Mubarak Mohon Tunggu... -

hidup dalam kenangan. hidup dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Menunggu Terang

9 Januari 2014   13:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:59 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarilah siang
Pagi tidak meminta dengan paksaan
Rasa itu sudah ia terbangkan
Sepertinya, bersama ayam yang sayapnya tak henti dikepakan

Pertarungannya dengan malam
Membuat pagi bosan menabuh genderang
Menyulut api pertempuran tak akan dilakukan
Senyum siang begitu teduh untuk ditaklukan

Sememohon itukah pagi menunggu terang?
Bukankah sejuk terlalu sayang untuk dibuang?
Bukankah hangat terlalu manis untuk dilepas genggam?

Sudahlah, pagi tidak mungkin menyalahkan siang
Menunggu adalah jawaban
Tak mungkin pagi menyalahkan Tuhan
Bukankah Tuhan Maha penyayang?

Aku rela menjadi pagi yang tak pernah bosan menunggu siang...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun