Penusukan seorang pejabat menjadi trending di medsos kita beberapa hari terakhir ini. Wiranto atau siapapun yang ditusuk tidak lagi menjadi hal penting. Yang dilihat oleh masyarakat saat ini adalah 'siapa dia?', bukan 'siapa nama dia?'.
Nama beliau memang 'Wiranto'. Tapi, siapakah beliau? Jika sang tokoh berada di "barisan" Jokowi tentu saja tanggapan masyarakat akan berbeda dengan jika sang tokoh berada di "hadapan" Jokowi.
Masyarakat di negara Indonesia tercintah (sengaja pakai 'h', ya.) ini masih terbelah menjadi dua "golongan" besar, yaitu golongan "Betmen" (pakai 'e') dan golongan "Qermit" (pakai 'q'). Mengenai kedua golongan ini, Anda sudah pahamlah, tidak perlu saya jelaskan lagi.Â
Masing-masing golongan sepertinya sudah tidak bisa disatukan lagi dengan cara apapun selama "Beliau" masih menjadi presiden.Â
Oya, sebelum saya lanjutkan, saya perlu mempertegas posisi saya supaya tidak disalahartikan. Namun, jika Anda mengganggap saya termasuk salah satu dari kedua golongan di atas, ya silakan saja, itu hak Anda.Â
Hingga saat ini saya tetap menganggap bahwa diri saya adalah golongan tengah yang tidak terlalu kiri dan tidak terlalu kanan, tetapi kadang ke kiri dan kadang ke kanan.Â
Kadang hal orang seperti saya dianggap sebagai 'oportunis', kadang disebut 'pengkhianat', kadang dikatakan 'plin-plan' alias 'tidak punya pendirian'. Ya, itu adalah hak orang menilai saya, silakan saja.
Kembali kepada tulisan saya di atas, bahwa masyarakat yang masih menjadi Betmen akan tetap "menyerang" siapapun, kapanpun, di manapun, dan apapun yang bertalian dengan Jokowi.Â
Sebaliknya, mereka akan "mengagungkan" siapapun, kapanpun, di manapun, dan apapun yang dianggap sebagai "lawan" Jokowi. Demikian pula halnya dengan mereka yang masih menjadi Qermit, akan melakukan hal yang sama, tetapi dengan target yang sebaliknya.
Wiranto dalam hal ini menjadi bagian dari Jokowi. Kejadian penusukan beliau yang videonya masih beredar luas hingga detik ini ditanggapi berbeda oleh masyarakat sesuai dengan keyakinan hidupnya. Kedua golongan akan saling bertolak belakang.Â
Pihak Betmen akan "menyerang" dari berbagai sisi dengan berbagai argumen berlapis yang pada intinya hanya berpusat di kata berikut: rekayasa, setingan, drama, hoax, pencitraan, dan semacamnya.Â