Saya salah satu tipe orang yang tidak terlalu suka "mengikuti" trend masa kini, baik HP-baju-dll. Mengapa? selain karena dana yang seringan tidak mendukung, saya sendiri pun tidak pernah tertarik jika sedang ada dana.
Ketika HP jenis "BB" buming dimana-mana, saya tidak tertarik meski ada dana. Sampai akhirnya, saya masuk dunia sekolah (SD Swasta), anak-anak banyak memakai media sosial ini dan itu. Saya pun memutuskan memakai Android untuk dekat dengan dunia anak-anak dan berbincang dengan mereka lewat medsos yang ada.
Ah,,, ternyata saya menjadi "autis" HP. hahahaha..
Yang paling terkena dampaknya pasti lah orang terdekat.
Tiba-tiba, tanpa disangka dan diduga, pacar saya mengajak untuk ke toko buku dan menuju bagian alat-alat musik. Saya heran, kok mendadak mau alat musik. Dia melihat-lihat gitar dan bertanya seleraku. Ah ternyata, dia membelikan gitar itu untuk diri ini. So sweet..hahahaha Walau diri ini belum bisa main gitar tapi senang aja punya gitar. Syukurnya ada sahabat guru dan adik terkasih yang mau mengajarkan main gitar. Gitar itu pun bermanfaat dan berguna untuk latihan. Saya pun memberanikan diri mengiringi lagu dengan gitar ketika ngajar di sekolah dan tempat pelayanan di sekolah minggu.
Singkat cerita.....
ketika melihat kemajuan permainan gitar yang kulakukan walau masih tertatih, rasanya bersyukur sekali.... malam ini, saya bertanya kepada pacar yang sudah menjadi mantan pacar alias suami, "sayang, kenapa dulu mendadak membelikan gitar untukku?" dulu sih dia bilang tujuannya agar saya melatih tangan dan otak terasah untuk seni. Namun kali ini ditanya lagi dan jawabannya beda...
Dia menjawab, "Jujur ya sayang, dulu beli gitar itu untuk mengalihkan sayang dari HP. sayang pegang HP terus dan kurang memperhatikan ketika sedang bicara/diskusi"
Saya pun tertawa,,, ah ternyata dulu aku tidak sadar menjadi seseorang yang asyik dengan HP dan mengabaikannya.
Namun, efek gitar ini memang sangat besar. saya tidak terlalu mencari gadget ketika waktu luang tapi latihan lagu baru atau mengulang lagu lama. saya pun sadar akan penting kehadiran / pertemuan dengan orang lain secara nyata bukan hanya di dunia maya (media sosial)
Berangkat dari pengalaman ini, saya pun ingin berbagi dan berharap dapat diterapkan untuk orang dewasa, remaja atau anak-anak.