Tranformasi PTKIN berbasis integrasi keilmuan memberi ruang yang luas kepada masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam untuk memenuhi ekspektasi mereka terhadap kehidupan dunia dan akhirat sekaligus. Dua aspek yang harus menjadi titik keseimbangan, sebagaimana istilah B.J. Habibie, yaitu IPTEK dan IMTAQ.
Dalam perspektif ilmu manajemen pemasaran, transformasi PTKIN merupakan wujud dari strategi diferensiasi produk. Kemasan dan produk PTKIN dibuat secara berbeda agar lebih menarik terhadap suatu pasar sasaran tertentu. Keberanian PTKIN melakukan diferensiasi pengembangan keilmuan membuka jalan dalam memperluas segmentasi pasarnya, sehingga tidak hanya menyasar alumni madrasah atau pesantren tetapi juga merebut pasar dari alumni SMA dan SMK.