Dasar pelatih goblog.... ucapan itu spontan terlontar dari mulut saya tatkala menyaksikan tim sepakbola kesayangan saya meraih hasil imbang melawan tim yang secara historis gak pernah menang melawan tim kesayangan saya. Ya meski saya gak jago maen bola, tapi saya tau sedikit sedikit mana bermain bola yang bener, semangat, berjuang mati matian sama yang enggak.
Sebagai seorang "person in charge" didalam tim, dan memiliki kewenangan  (gak) penuh mengelola tim, maka wajar saya marah. Biaya yang sudah dikeluarkan untuk membentuk tim ini sangat besar. Mekanisme rekruitmen terhadap pemain sudah maksimal. Pemain terbaik dari liga liga antar kampung ditempat saya. Dari berbagai pemuda terbaik di tiap RT, Rw, bahkan kelurahan hingga kecamatan. Pelatih juga merupakan (katanya) pelatih terbaik dikecamatan yaitu Rohmat Jarman.
Mas Rohmat Jarman ini sering saya panggil mas RJ. Mas RJ ini kemudian kita bebaskan untuk menyeleksi pemain untuk membentuk tim kebanggan saya. Kebetulan namanya The Royal Garden (namanya sedikit terinspirasi dari film Meteor Garden). Coach RJ ini memang sengaja kita pilih untuk mengikuti pertandingan yg digelar 2 tahunan. Ajang yang sangat bergengsi. Lebih bergengsi bila dibandingkan dengan acara serupa tiap Agustusan. Coach RJ menggantikan coach sebelumnya yaitu coach Lin. Coach Lin dianggap oleh pak RW tidak layak menangani tim sebesar The Royal Garden, akibat kisruh dalam perebutan kursi RT dan RW ditempat saya, mau tak mau Coach Lin tersingkir dari kursi pelatih. Padahal coach Lin waktu itu cukup baik dalam membina tim sepakbola karang taruna The Royal Garden.
Tapi, ya sudah lah. Kita lupakan sejenak coach Lin, toh sudah ada penggantinya coach RJ yang kata pak RW sangat jenius.
Event 2 tahunan ini cukup bergengsi dimata kita selaku pengurus RW. Tim tim sekelas The White Elephant, The Lion City, merupakan tim tim dari RW sebelah yg layak diperhitungkan. Sebagai bentuk keseriusan,The Royal Garden, tim kesayangan saya, akhirnya mendapat lawan uji tanding yang mempuni. Tim dari provinsi barat yaitu Xhelsi. Meski kalah, pelatih dari Xhelsi memberikan nasihat agar bermain penuh semangat. Karena merupakan kebanggaan menjadi pemain setingkat RW.
Selanjutnya berbagai macam pertandingan pemanasan sebagai ujicoba dilakukan. Tapi saya melihat tidak ada pola bermain yg pasti dari coach RJ ini. Disatu sisi The royal Garden Junior justru mampu juara di event AKAP. Alias event Antar Kota Antar Provinsi. Bermain penuh determinasi dan semangat The Royal Garden Junior U-19 mampu menyisihkan lawan berat di final yaitu Gingseng Soldier.Ah semoga hal ini menular lah keberhasilannya.
Tiba saat perhelatan 2 tahunan ini di mulai. Tim kami tergabung dalam grup neraka. Ah biasa sajalah, bola itu bundar. Pertandingan pertama melawan tim Camp Bodia. Meski menang, tapi tim ini tidak ada yang spesial. Pelatih RJ tidak mampu meningkatkan skill pemain, determinasi. Masih umpan lambung kuno yang dipake. Benar ucapan saya, pertandingan kedua melawan tim RW 5 The White Elephant, kita dilumat habis 4-1. Geram saya menghadapi situasi ini. Bakalan diledek nih ma mbok jamu, tukang ojek, tukang bakso seputaran rumah.
Alhasil saya harus berjalan memutar keliling komplek guna menghindari cacian dr para warga en tukang ojek pecinta bola. Meski tukang bakso tetap menyemangati saya. Tenang pak, besok kita lawan tim Timor Teles. Pasti menang 4~0 kita. Gak pernah menang tuh tim Teles sama Tim kita. Amin kang bakso, ujar saya.
Hari H tiba, ketika pluit tanda pertandingan berakhir, kepala ini terasa penat, pusing tujuh keliling. Sayup sayup terdengar "pak karang taruna pingsan..tolong dibopong ke pos RW". Selidik punya selidik ternyata tim kesayangan saya hanya mampu bermain seri dengan tim Teles.
Tukang bakso langganan tetap menyemangati, "tenang pak. Masih ada satu tim lagi. Kita bisa masuk semifinal. Tapi harus menang minimal 4~0.". "Lawannya siapa pak ?" tanya saya. "Oh.. tuan rumahnya pak. Tim mie Anwar". Langsung tambah pusing kepala saya......
Gelap...gelap....lap...lap
#gitu aja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H