Tahlilan adalah praktik yang berkaitan dengan budaya dan agama yang umum di kalangan masyarakat Muslim di Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya. Ini adalah tradisi yang sering dilakukan untuk mengenang dan mendoakan orang-orang yang telah meninggal. Berikut adalah beberapa informasi tentang budaya tahlilan:
Arti Tahlilan: Kata "tahlilan" berasal dari kata Arab "tahlil," yang berarti mengucapkan "La ilaha illallah," yang dalam Islam berarti "Tidak ada Tuhan selain Allah." Praktik tahlilan melibatkan pengulangan kalimat tahlil ini sebagai tindakan ibadah dan pengenangan atas jiwa-jiwa yang telah meninggal.
Tujuan Utama: Tahlilan dilakukan untuk mendoakan dan mengenang orang-orang yang telah meninggal. Ini adalah cara bagi keluarga dan komunitas untuk mengungkapkan rasa duka dan rasa hormat terhadap orang yang telah meninggal.
Tempat dan Waktu: Tahlilan sering kali dilakukan di rumah orang yang telah meninggal atau di masjid. Ini biasanya terjadi selama beberapa hari setelah kematian, terutama selama tujuh hari pertama (tahlilan 7 hari) dan tiga puluh hari pertama (tahlilan 40 hari) setelah kematian. Selain itu, ada juga tahlilan tahunan yang dilakukan setiap tahun pada hari kematian.
Kegiatan Tahlilan: Tahlilan melibatkan pembacaan Al-Quran, doa-doa, dan tahlil. Biasanya, tahlilan diikuti oleh keluarga dan teman-teman yang berkumpul untuk mendoakan dan memberikan penghormatan kepada orang yang telah meninggal. Makanan dan minuman sering disajikan kepada para tamu sebagai bentuk keramahan.
Perbedaan di Berbagai Daerah: Praktik tahlilan dapat bervariasi di berbagai daerah di Indonesia dan dunia Islam. Beberapa komunitas mungkin menerapkan tradisi tambahan atau mengkhususkan perayaan tertentu untuk tahlilan.
Kritik dan Kontroversi: Beberapa individu dan kelompok mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda tentang tahlilan. Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah bentuk bid'ah (inovasi dalam agama) yang tidak didukung oleh hadis atau ajaran Islam, sementara yang lain melihatnya sebagai cara ekspresi keagamaan dan budaya yang sah.
Penting untuk dicatat bahwa praktik tahlilan memiliki signifikansi budaya dan agama yang kuat dalam konteks masyarakat Muslim di Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya. Baik dalam konteks dukacita atau perayaan, ini adalah cara bagi keluarga dan komunitas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengenang orang yang telah meninggal. Seperti praktik keagamaan dan budaya lainnya, ini dapat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan diinterpretasikan dengan berbagai cara.
Tahlilan disini juga biasa di barengi dengan sodaqoh keluarga untuk masyarakat sekitar tempat tinggal maupun kepada sanak saudara yang tinggalnya agak jauh, sodaqoh yang dibagikan disini banyak macamnya ada yang berupa uang, ada yang berupa makanan yang sudah dimasak, atau bisa juga bahan mentah berupa sembako.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H