Berapa kali dalam sehari Anda pernah merasakan pemadaman listrik? Sekali, dua kali, tiga kali, lebih atau malahan jarang sekali sehingga hampir tak berpengaruh apa-apa atas pemadaman listirk oleh Perusahaan Listrik Negara atau PLN yang ditunjuk negara untuk mengelola dan melayani listrik untuk seluruh rakyat Indonesia.
Ada atau tidak ada kerisauan Anda atau sebanyak apapun penglaman Anda mengalami pemadaman listrik setidaknya pasti merasakan ksisis listik telah lama terjadi di mana-mana.
Saat harga energi dunia menanjak naik -dengan alasan bahan bakar dan biaya perawatan tinggi- pemadaman ikut menanjak juga frekuensinya. Seperti minum obat saja rasanya, tiga kali sehari padam. Protes dan jeritan pelanggan karena merasa dirugikan dianggap seperti angin lalu saja seiring nyala atau hidup kembali aliran listik untuk warga meski tak lama kemudian "kumat" kembali.
Meski tak perlu heran, ketika harga energi dunia anjlok pemadaman listrik kambuh lagi di mana-mana. Alasannya tak kalah seru. Ada tower rubuh, ada jaringan terputus, ada gardu terbakar, sedang ada perawatan pembangkit, terbatasnya suplai dari pembangkit induk dan sejumlah alasan-alasan lain yang tak dapat disebut satu per satu di sini.
Apapun alasan dibalik krisis listrik tugas pemerintah -dalam hal ini PLN- sejatinya adalah melayani masyarakat dan menyediakan energi listrik untuk warganya sebagai salah satu implementasi Pancasila: Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Temuan energi terapan untuk pembangkit energi listrik alternatif telah ada dimana-mana di seluruh dunia bahkan dari inovasi karya anak bangsa sendiri telah dipublikasikan dimana-mana dan tidak lagi menjadi sesuatu yang mengagetkan.
Salah satu temuan energi alertenatif itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebuah istilah yang biasa digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang memakai energi air. Biasanya PLTMH yang menghasilkan energi dibawah 200 KW atau 200 ribu watt digolongkan sebagai Mikrohidro.
Salah satu rekan -kompasianer- kita telah menurunkan tulisan menarik dan inspiatif sekali pada 28 Oktober 2013 tentang kiprah sebuah perusahaan swasta pembuat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang dapat kita simak Di sini. Pada tulisan itu, rekan jumariharyadi telah mengulas sangat detail, apik dan menarik bagaimana PLMTH itu bekerja dan berbiaya produksi sangat murah dan perawatan sangat efisien, sehingga tak perlu lagi diuraikan pada tulisan ini.
Dari tulisan rekan kita di atas hanya dua hal saja menjadi rujukan tulisan ini, pertama tentang biaya perawatan pembangkit PLMTH sangat murah untuk satu mesin pembangki paling murah senilai 2 jutaan penghasil energi 200 KW biaya peawatan setiap enam bulannya hanya sekitar 40 ribuan saja.
Ke dua, adalah sekitar 100 juta rakyat Indonesia tenyata belum tesentuh listik padahal alam dan bumi Indonesia kaya dengan limpahan air dan sungai bahkan kadang membludak hingga banjir dimana-mana. Kenapa tidak dimanfaatkan saja untuk tujuan PLTMH, begitu kira-kira harapan pada tulisan yang mendapat perhatian sangat bagus dari admin dan pembaca pada saat itu hingga saat ini. Berikut kutipan menarik rekan kita :