Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nenek Moyangku Pelaut, Hindari Aksi Balasan Antar Bajak Laut

3 April 2016   14:25 Diperbarui: 26 April 2019   10:02 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : hellenicshippingnews.com

Bukan lagi rahasia umum, wilayah perairan di Asia Tenggara khususnya perairan Indonesia, Malaysia dan Singapore adalah "surganya" perompak alias bajak laut dari sejumlah perisitiwa bajak laut yang terjadi di seluruh dunia.

Entah secara kebetulan atau memang sudah dari jaman dahulu kala, diantara sejumlah perisitiwa di Asia Tenggara ternyata perairan laut di Indonesia memegang catatan tertinggi yang tersebar diantara Selat Malaka, Laut Sulawesi, Laut Hindia, Selat Lombok, Selat Makassar dan Selat Sunda.

Fakta sejak 1994 hingga 2007 dari total 2003 kasus sebanyak 1.034 kali atau 51% terjadi di peraiaran Indonesia. Pantaskah jika banyak pengamat menyebut Indonesia surganya bagi para bajak laut dunia.

Fakta lainnya memperlihatkan dalam periode Januari hingga September 2013 saja terjadi 188 kali serangan bajak laut di seluruh dunia dan sebanyak 68 kali terjadi di beberapa lokasi perairan Indonesia. Pantas juga para pengamat menyebut Indonesia adalah perairan paling berbahaya di dunia, seperti disebutkan di sini statista.com.

Informasi dari dw.com dan dari ICC - IMB Piracy and Armed Robbery Against Ships Report 1 January – 30 June 2015 menyebutkan pada periode Januari - Juni 2015 saja (enam bulan) terjadi 134 kali kasus bajak laut di seluruh dunia ternyata 54 kalinya terjadi di Indonesia.

Mengutip informasi dari International Maritime Bureau sebanyak 79 kali terjadi di Asia Tenggara. Dan setelah dijabarkan, lagi-lagi perairan Indonesia menjadi biang keroknya karena menjadi kontributor kasus terbanyak di Asia Tenggara mencapai separuhnya.

Sementara itu allianz.com menyebutkan dari 243 kasus peristiwa perampokan (perompakan) di seluruh dunia pada 2014 sebagian besar terjadi di Asia Tenggara dengan 141 kasus dan ironisnya lagi-lagi Indonesia disebut sebagai biang keroknya karena berkontribusi sebanyak 100 kasus (tumbuh 50% sejak 2010).

Tentu masih banyak lagi data dan informasi senada dengan di atas misalnya dari Piracy Reporting Centre (PRC 2011-2015) menyebutkan terjadi 246 kasus serangan pembajakan terhadap aneka jenis kapal laut dan 108 diantaranya terjadi di Indonesia selama empat tahun terakhir.

Times edisi Mai 2013 menulis bajak Asia Tenggara adalah bajak laut paling bahaya di dunia. Entah lupa dengan keberanian bajak laut Somali dan Nigeria atau kawasan laut Cina selatan atau melihat ada parameter lain dalam menentukan istilah bajak laut nyatanya Times memberi lebel demikian untuk bajak laut dari Asia Tenggara dan tentu saja ternasuk Indonesia di dalamnya.

Mengapa wilayah Indonesia menjadi perairan paling ditakuti di seluruh dunia? Apakah masayrakat pelaut atau nelayan Indonesia sudah identik dengan perompak atau bajak laut, atauhkah karena luas lautannya yang sangat besar sehingga pengawasan terhadap kemanan di laut menjadi longgar ataukah karena dilonggarkan?

Tak tahulah apa sebab sebenarnya dibalik itu, yang jelas stigma tersebut makin kuat melekat. Akan tetapi sangat ironis sekali, di balik stigma tesebut yang terjadi saat ini dan sedang hangat adalah salah satu topik tentang pembajakan dan penyanderaan terhadap kapal pengangkut batubara berbendera Indonesia oleh kelompok ABu Sayyaf Gorup (ASG) diperkirakan terjadi di perairan Sulu dekat kepulaian Mindanao akhir Maret 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun