[caption caption="Turkish President Tayyip Erdogan places a carnation as he visits the site of Tuesday's suicide bomb attack at Sultanahmet square in Istanbul, Turkey January 15, 2016. Source : Washingtonpost.com"][/caption]Dalam delapan bulan terakhir (sejak 29 Juli 2015) Turki kerap dilanda peristiwa serangan bom bunuh diri yang telah merenggut nyawa warganya dan warga asing seluruhnya mencapai 218 orang. Manusia tak berdosa yang menjadi sasaran khusus dan saran acak terorsi telah menghantui warga Turki.
Apa, mengapa dan siapa telah membuat resah Turki sehingga ketenangan rakyatnya mulai terganggu? Dari rentetan 6 (enam) kali peristiwa serangaan teror melanda kota utama Turki (Ankara dan Istanbul) dalam delapan bulan terakhir serta mempelajari hubungan Sipil dan Mliter dalam 10 tahun terakhir kita dapat melihat ada apa di Turki sehingga kesannya jadi "langganan" target terorisme.
Enam peristiwa serangan teror terhadap Turki sejak 15 Juli 2015 hingga 19 Maret 2016 secara beruntun tersebut adalah :
- Pada 20 Juli 2015, terjadi serangan bom bunuh diri di wilayah dekat perbatasan Turki-Suriah menewaskan 34 orang dan melukai lebih 100 orang lainnya. Pejabat Turki (berdasarkan hasil investigasi) menuduh Islamic State (IS) sebagai pelakunya.
- Pada 10 Oktober 2015, dua pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di dua tempat terpisah di acara demonstrasi pro perdamaian dengan Kurdi di Ankara, menewaskan 103 orang (pada umumnya Kurdi) dan melukai lebih 500 orang lainnya. Pelakunya sekali lagi adalah IS
- Pada 12 Januari 2016, serangan bom bunuh di kota wisata dan budaya Istanbul, menewaskan 11 turis Jerman dan melukai 16 orang lainnya di sekitar lokasi. Pelakunya dituduh dari PKK (Kurdi Turki)
- Pada 17 Pebruari 2016, serangan bom mobil menghantam sebuah bus yang dipenuhi oleh tentara Turki di sebuah persimpangan di Ankara menewaskan 26 tentara dan melukai puluhan orang lain disekitarnya. Pelakunya dituduh dari PKK dan afiliasinya Kurdistan Freedom Falcons (TAK).
- Pada 13 Maret 2016, serangan bom bunuh diri terjadi di ibukota Ankara menewaskan 37 orang dan melukai 100 orang lebih lainnya. Pelakunya, IS
- Pada 19 Maret 2016, lagi-lagi bom bunuh diri terjadi di salah satu kawasan perbelanjaan terkenal di Ankara, menewaskan 4 orang termasuk pelakunya dan melukai 36 orang lainnya dimana 7 orang diantaranya dalam kondisi serius. Pelakunya adalah warga Turki pro IS yang baru terungkap, yakni Mehmet Ozturk (24), seorang pemuda Turki kelahiran 1992 di Gaziantep dekat perbatasn Suriah.
Sangat disayangkan, dua ratusan orang lebih telah menjadi korban jiwa, tak terhitung korban yang luka akibat peristiwa teror tersebut mencapai 2 atau 3 kali lipatnya.
Berdasarkan hasil investigasi dan pengumuman resmi pemerintah Turki yang terlihat dalam fakta di atas, para pelaku lebih banyak oleh IS dan sekalii oleh PKK.
Sangat berlebihan jika IS melakukan targetnya di Turki karena bukan rahasia lagi pemerintah Turki memberi kelonggaran dan mungkin kerjasama dengan IS sehingga lebih mementingkan menghancurkan PKK di Irak dan YPG di Suriah daripada mengorbankan IS. Ironisnya, mengapa IS melakukannya untuk Turki.
Peristiwa penyelundupan masif minyak dari Irak dan Suriah melewati perbatasan Turki dan Suriah juga dilakukan oleh kelompok IS, mengapa masih ada sempalan IS yang tidak melihat betapa posisi Turki lebih toleran terhadap mereka (ketimbang YPG dan PKK).
Dari sisi geografis, Turki adalah tetangga dari dua negara yang sedang bergolak (Irak dan Suriah). Mungkinkah hal itu merupakan sebuah konsekwensi sebuah negara yang berbatasan langusng dengan sebuah negara lain yang sedang marak dengan aski saling menghabiskan dalam perang saudara telah berusia 5 tahun, Suriah? Ironisnya, tetangga Suriah lainnya (Israel, Jordania dan Lebanon) relatif sedikit dari aksi teroris meski juga terjadi tapi tidak seperti rentetan yang terjadi di Turki.
Tampaknya fakta di atas tidak berlaku di Turki. Kelihatannya hubungan yang tidak terjalin dengan baik antara elit politik, militer dan pemerintah Turki sedang tejadi. Dari sumber kita dapat telusuri beberapa sisi retaknya hubungan antara militer dan sipil (termasuk parlemen dan pemerintah) di Turki. Indikatornya antara lain adalah :
Intervensi elite militer Turki dalam bidang Politik telah terkekang sejak partai Justice and Development Party (AKP) yang kini menguasai pemerintahan mendominasi pemerintahan dan parlemen sejak 2002. Sejak saat itu peranan militer dibatasi dalam proses dan membuat kebijakan penting dalam politik dan pemerintahan. Padahal mengacu pada UU nomor 85 tentang peranan militer Turki mendapat kewenangan mengambil langkah dan kebijakan kemanan dan politik yang dianggap penting dan strategis boleh dilaksanakan tanpa melalui persetujuan elite politik.
Militer Turki juga merasa sedang dalam proses pembersihan oleh politik Turki hingga dipaksa tunduk pada arah politik. Peristiwa berbau rekayasa pada 2010 telah mendakwa enam pejabat tinggi militer bersekongkol merencanakan kudeta militer dalam kasus yang disebut Operation Sledgehammer atau Turkish Balyoz Harekâtı.