[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="Sumber : https://kabardahlaniskan.wordpress.com/2013/11/25/mh104-senyum-tulus-marketing-para-dirut/"][/caption]
Ignasius Jonan, akrab ditulis Jonan yang dimaksud pada tulisan ini adalah Menteri Perhubungan ke 36 yang mulai bertugas saat dilantik 27 Oktober 2014 lalu. Ia membawahi Direktorat Jenderal (dirjen) Perhubungan Darat, Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perkeretaapian.
Tugasnya juga sama berat dibanding kementerian lainnya. Tidak saja karena ada beberapa bidang di lembaganya berkaitan erat dengan kementerian lain (Kementerian BUMN dan Kementerian KKP) sehingga tumpang tindih dan membingungkan dalam membuat regulasi dan pengawasan, tapi juga karena padanya diharapkan dapat membenahi kinerja seluruh Direktorat tersebut.
Bagaikan Detektif Conan dalam cerita fiksi komik anak-anak produksi Jepang yang menggambarkan tokoh detektif cilik mampu menyelesaikan aneka masalah besar dan rumit (melalui sejumlah pengumpulan alat, informasi akurat dan pemetaan jaringan kerjasama) detektif cilik Jepang Conan berhasil memecahkan aneka masalah pelik orang tuanya dalam berbagai episiode cerita fiksinya.
Karakter detektif Conan mungkin juga telah mengilhami Jonan saat mengurus dan mengawasi PT KAI yang merupakan ranah Dirjen Perkeretaapian pada periode 2009 - 2014. Hasil rapornya boleh disebut semuanya bagus tanpa catatan apalagi mendapat cela selain temperamennya yang kadang galak dengan mata melotot dan bicara yang meledak-ledak saat bekerja di lapangan. PT KAI pun berlimpah asset dan kentungan yang berlipat ganda dari periode sebelum ia menjabat.
Profil PT KAI diseluruh stasiun terlihat lebih bersih, tertib, teratur dengan disain pelayanan yang lebih profesional dengan sistem daring online untuk memutus mata rantai biaya suluman dan calo tiket. Banyak sisi lain yang ditorehkan dengan nilai positif saat mengurus lembaga yang sarat korupsi (berbiaya siluman) beberapa tahun silam tersebut.
Saat ini sosok Jonan kembali menjadi buah bibir hangat sehari-sehari dalam media masa dan jejaring media sosial. Heboh tentang Jonan telah membuat berbagai situs berita online memasang tag khusus tentang dirinya, bahkan mikrosite khusus untuk menampung aneka ulasan dan pendapat tentang kiprah Jonan dari hari ke hari.
Magnit Jonan berproses kembali seiring dengan semakin banyak kicauan yang meragukan kapasitasnya pada jabatan ini. Jonan yang dahulu sudah mulai sering tersenyum karena mendapat masukan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, kini telihat tegang, kaku dan jarang senyum kembali. Entah mungkin karena sibuk menangani insiden AirAsia dan Perhubungan Udara jadi lupa senyum kembali.
Dimana letak magnit yang menyedot perhatian publik tanah air terhadap sosok Jonan? Ternyata magnit yang menyedot perhatian pada Jonan kali ini adalah akibat penyikapanya dalam beberapa hal berikut :
- Berdisiplin tinggi dan punya integritas meningkatkan kinerja. Memecat dan pensiun dini staf berkinerja buruk.
- Berorientasi pada output, bukan proses
- Menantang target perubahan pada 4 dirjen di bawah kendali kementeriannya.
- Memutus rantai mafia di Dirjen Perhubungan Udara
Untuk mewujudkan impian di atas, Jonan kembali menjadi detektif Conan. Kali ini ia berkonsentrasi pada pembenahan Dirjen Perhubungan Udara. Seperti kisah detektif Conan melawan geng Organisasi Berbaju Hitam, maka dalam konteks ini adalah mafia yang telah membelengu rantai sistem di Perhubungan Udara selama ini.
Salah satunya berkaitan dengan peristiwa jatuhnya AirAsia QZ 8501 yang ternyata di belakangnya membuka lubang-lubang yang berisi mafia berbaju hitam pada direktorat tersebut. Jonan sang detektif Conan mencium sejumlah pelanggaran yang membuat maskapai (LCC) seenaknya mengatur rute dan menggunakan fasilitas milik negara.