Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kedubes Turki di Moskow di Bom, S-400 Disiapkan Incar Turki?

26 November 2015   11:53 Diperbarui: 26 November 2015   22:56 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kapten Konstantin Murakhtin Copilit yang selamat memberikan keterangan pers di Latakia. Sumber : http://www.mirror.co.uk"][/caption]

Tampaknya Kremlin benar-benar kebakaran jenggot akibat sebuah pesawat tempur mereka (Su-24M) ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada 24 Nopember 2015 lalu. Meningkatnya tensi Rusia terhadap Turki terlebih lagi setelah salah satu pilot (co-Pilot) yang ternyata berhasil diselamatkan (Kapten Konstantin Murakhtin) mengungkapkan kepada penyidik Rusia dan pers Rusia (Sputnik) yang kemudian tersebar ke seluruh dunia tentang pengalaman yang nyaris merenggut nyawanya.

Kapten Murakhtin yang berada dalam kondisi sehat-sehat saja menungkapkan bahwa Turki tidak memberikan peringatan sama sekali pada pesawat mereka yang menewaskan rekannya pilot (Letnan kolonel Oleg Peshkov). "Mereka (Turki) tidak memberikan peringatan, tidak ada komunikasi radio dan tanda-tanda," katanya kepada Sputnik, seperti dilansir oleh abcnews.

Lebih lanjut Murakhrin menjelaskan bahwa pesawat bomber mereka memang tidaklah sepadan dengan F-16 dalam hal kecepatan, Jika F-16 Turki ingin memperingatkan selayaknya mencegat atau memperlihatkan diri dihadapan pesawat mereka. "Tapi hal itu tidak terjadi, roket mereka tiba-tiba menghantam ekor pesawat kami dan kami tidak punya kesempatan sedikitpun untuk melakukan manuver mengelak," lanjutnya sesuai sumber disebut di atas.

Dugaan banyak pengamat bahwa peristiwa itu akan diikuti oleh  meningkatnya ketegangan Rusia di kawasan Timur Tengah khususnya di Suriah dan Turki tampaknya menjadi nyata dan menjadi hal yang sangat serius. Salah satunya adalah kantor duta besar Turki di Moskow diserang oleh ultra nasionalis Rusia.

Sekitar 500 orang pendemo dari salah satu partai politik (LDPR) yang berunjuk rasa Rabu siang waktu setempat (25/11) melakukan pelemparan telur dan tomat ke arah gedung dubes Turki. Tak lama kemudian terdengar ledakan memcahkan kaca di bagian samping gedungtersebut. Menurut informasi, polisi tak mampu mencegah ulah anarkis yang dapat memicu tindakan yang sama Turki terhadap Kedubes Rusia di Ankara. Sumber : tert.am

Beberapa jam lalu saat tulisan ini dibuat, Presiden Vladimir Putin memutuskan mengirimkan sistim misil pertahanan udara terbaru S-400 melengkapi sistim S-300 yang lebih dahulu tersedia di pangkalan angkatan udara Latakia Suriah. Posisi pemasangan S-300 hanya 30 kilometer dari perbatasan Turki.

NATO menyebut S-400 dengan kode SA-21 Growler. Misil ini adalah misil permukaan ke udara Rusia yang lebih mumpuni 2 kali lipat dari S-300. Meski Rusia mempunyai S-500 namun pilihan ke S-400 bukan tanpa alasan dari sisi taktis, strategis, teknis hingga masalah efektifitas dan efisiensi telah diperhitungkan matang-matang.

S-400 mampu meredam misil balistik atau Anti Balistic Missile (ABM). Kecepatannya mencapai 3,8 km per detik. Sisitim radarnya mampu melacak datangnya  ancaman sejauh 250 kilometer. Sebuah sumber menyebutkan, berapa varian lain S-400 dibuat lebih spesifik lagi terutama jenis 77N6-N dan 77N6-N1 mampu melesat dengan kecepatan Hipersonik yakni 7 km per detiknya. Artinya untuk sasaran sejauh 30 km hanya memerlukan waktu tak sampai 5 detik sejak melesat dari baterai peluncurnya. Sumber : missilethreat

Dengan dukungan perangkat tersebut, Rusia akan membuat sistim perlindungan udara berbasis Misil darat ke udara di pangkalan militer angkatan udaranya di Hmmeyim, Latakia semakin kuat. Misil yang ditempatkan pada jarak 30 mil dari perbatasan Turki tersebut dianggap paling mumpuni mengatasi aneka serangan udara.

Rusia telah memperingatkan, sistim perlindungan udara tersebut akan menembak setiap obyek yang dianggap berbahaya atau membahayakan fasilitas, peralatan dan keselamatan mereka di Suriah. Tampaknya Rusia menargetkan pesawat Turki meski Rusia paham betul konsekwensinya yakni akan ikut campur tangan negara NATO lainnya (terutama AS) membantu Turki. Sumber: hurriyetdailynews

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun