Tampaknya Rusia benar-benar penasaran dipermalukan Turki akibat salah satu pesawat tempur mereka (Su-24) ditembak jatuh F-16 Turki. Setelah melakukan provokasi pada 6 Desember 2015 di atas kapal perang yang melintasi selat Borporus yang membelah kota Istanbul, kini Rusia terlibat provokasi kembali di dalam wilayah Turki.
Minggu lalu, seorang marinir Rusia terlihat melakukan provokasi di atas sebuah kapal perang Rusia sedang memanggul senjata misil permukaan ke udara anti pesawat tempur. Senjata yang diarahkan ke langit saat membelah selat Bosporus istanbul) itu telah menuai protes pemerintah Turki dengan memanggil Dubes Rusia di Ankara.
Kini Rusia membuat provokasi terbaru dalam menyikapi gangguan sejumlah nelayan Turki di sekitar batas laut Turki dan Yunani Angkatan Laut Rusia menghalau sebuah kapal nelayan Turki di sekitar di laut Aegean, antara Turki dan Yunani tepatnya 12 mil laut dari pulau Lemnos Yunani.
Informasi terkini (13/12/2015) sebuah kapal nelayan Turki seperti sengaja mengganggi jalur Caesar Kukinov. Kapal perang nuklir Rusia berada pada posisi 1 km hingga 650 meter dari kapal nelayan tersebut. Kapal Perang tersebut akhirnya memberi peringatan melalui komunikasi radio pada kapal nelayan yang dituduh mengabaikan peringatan tersebut karena baru memindahkan posisi kapalnya pada jarak berbahaya pada jarak sudah mencapai 540 meter saja dari Kukinov. Sumber:The telegraph
Kini giliran Menlu Rusia yang memanggil atase militer Tukir di Moskow menanyakan maksud provokasi seprti itu akan sangat melukai Rusia yang baru saja dikejutkan oleh sikap Turki menembak jatuh pesawat tempur mereka beberapa waktu lalu.
Selat Bosporus terknal dengan nilai strategisnya dalam menghubungkan Asia dengan Eropa terutama sekali pada titik terdekat selat tersebut yang menghubungkan sisi barat dan timur Istambul. Sesuai dengan konvensi Montreux (1936) Turki mengizinkan kapal-kapal Rusia dan negara lainnya melalui wilayahnya dari laut Hitam menuju laut Mediterania atau sebaliknya dari Mediterania ke perairan Black Sea.
Sesuai dengan artikel nomor 2 konvensi tersebut, setiap kapal negara laut Hitam diberi akses melalui jalur terebut dengan bebas untuk kapal bermuatan maksimal 45.000 ton dan berat kapal tidak melebihi 15.000 ton. Negara lainnya diperkanankan melwati selat tersebut dengan catatan memberi informasi paing telat 15 hari sebelum kapalnya akan melintasi selat tersempit didunia tersebut. Selain itu, untuk kapal perang yang akan melintasi selat Bosporuz ke laut Hitam atau sebaliknya tidak melebihi 21 hari berturut-turut melintasi jalur tersebut. Sumber 1936-montreux-convention
Sehubungan dengan memanasnya hubungan Turki dan Rusia, apa yang terjadi terhadap kapal Rusia yang akan menuju ke Asia dan Timur Tengah jika terjadi perang dengan Turki?
- Kapal perang Rusia dan kapal niaga, penumpang atau nelayan yang selama ini bergantung pada selat Bosporus akan memutar haluan dari dari Laut Baltik menuju ke Timur Tengah apalagi ke Asia. Mungkin yang menuju Asia bisa melalui laut Okhotsk sebelum masuk ke laut Jepang tapi jaraknya masih lebih jauh ketimbang melintasi selat Bosporuz Turki.
- Jarak pelabuhan terluar Rusia di Soci ke perairan ekonomi esklusif Turki mencapai 908 km ( mil). Untuk mencapai pelabuhan Tarsus di Suriah mungkin perlu waktu tempuh yang hampir sama ketika keluar dari laut Marnama hingga sampai ke Mediterania.
- Kapal perang Rusia akan kehilangan fokus terlibat dalam perang di Timur Tengah (Suriah) jika harus memutar rute dari Okhotsk lalu ke perairan Jepang hingga melintasi selat Malaka sebelum mencapai latu Arab lalu masuk ke Terusan Suez yang sangat tinggi risikonya bagi kapal Rusia jika terjadi perang Rusia dengan Turki/
- Jalur alternatif lainnya menuju Timur Tengah dan Asia dari Rusia bisa lebih dekat dari laut Baltik menuju ke laut Denmark hingga mencapai Inggris dan Portugal sebelum masuk selat Gibraltar yang mengapit Maroko dan Spanyol rekan sejawatnya Turki dalam persekutuan NATO.
Jadi kelihatannya kapal perang Rusia tidak akan mampu berbuat apa-apa jika terjadi perang Rusia dengan Turki. Berbagai teknologi dan kemampuan jangkauan misil pun tak akan mampu menembus selat Bosporuz karena Rusia harus melalu pertahanan belapis Turki di ujung Marmara Sea andaikan kapal perang Rusia berhasil menerobos selat Bosporus.
Jika eskalasi antara kedua negara meningkat sehingga terjadi perang kelihatannya Rusia tidak akan menurunkan armada kapal perangnya ke lokasi perang di Timur Tengah selain melibatkan armada kapal selam saja yang mampu melepaskan misil balisitik hingga berpotensi menghujam wilayah Turki.