Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Surga Dunia, Serba 'Okelah' Ada di Sini

8 Maret 2016   00:03 Diperbarui: 8 Maret 2016   09:58 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar ilustrasi. Apa saja boleh, Semua Bisa, Serba "boleh" dan serba "Bisa." Dok.abanggeutanyo"][/caption]

Negeri manakah yang paling aman dan nyaman dan enak untuk hidup di dunia ini? Tentu ada beberapa negara sesuai penilaian yang diterbitkan oleh aneka lembaga riset dan survey tentang kualitas hidup di sebuah negara. Salah satunya adalah yang diterbitkan oleh OECD pada Desember 2015 lalu.

Dari index yang menggunakan beberapa parameter meliputi faktor Perumahan, Penghaslan, Pekerjaan, Komunitas, Pendidikan, Kepedulian terhadap warga, Kesehatan, Kepuasan hidup, Keamanan dan Keseimbangan Bekerja dengan Hidup ternyata Norwegia adalah tempat paling berkualitas untuk hidup manusia di planet bumi saat ini. Urutan 10 Countries With The Best Quality Of Life 2015 adalah :

  1. Norwegia
  2. Islandia
  3. Swiss
  4. Australia
  5. Amerika Serikat
  6. Kanada
  7. Swedia
  8. Belanda
  9. New Zealand
  10. Denmark

Norwegia menempati urutan pertama negara paling berkualitas untuk hidup karena sejumlah parameter disebutkan di atas memperoleh indek tertinggi pada bidang kepuasan hidup (9,8) dan indek terendahnya pada bidang penghasilan ( the average household net financial wealth per capita) yang diprediksi 'hanya' sekitar USD 33.492 per tahun.  AS memperoleh indek tertinggi pada bidang ini (indek 10) dengan estimasi rata-rata penghasilan warganya setiap tahun USD 41.355 per tahun.

Di luar itu, data yang diterbitkan oleh OECD tersebut tidak menyertai seluruh negara berdaulat di muka bumi ini, artinya hanya menampilkan informasi 37 negara maju dan telah berkembang untuk publik sehingga kita tidak dapat melihat dimana posisi Indonesia, negeri kita tercinta tempat kita lahir, hidup hingga (pada umumnya) terkubur suatu saat nanti di sini.

Tak perlu risau apalagi merasa diperlakukan diskriminatif merasa dianggap "anak bawang" karena nyatanya tidak diperhatikan oleh OECD di atas. Mari kita lihat lembaga lain yang menampilkan indek yang lebih up to date tentang topik yang sama yakni, Quality of Life Index for Country 2016 yang diterbitkan oleh numbeo.com, berikut ini :

[caption caption="Indeks kualitas hidup setiap negara 2016. Posisi AS rangking 11 dan Indonesia rangking 52. Sumber : www.numbeo.com"]

[/caption]

Data di atas posisi AS tak terlihat karena gambar ini diedit untuk memperpendek kedalaman halaman.Pposisi AS berada pada urutan ke 11. Berbeda dengan data yang diterbitkan oleh EOCD pada 2015, posisi AS berada pada urutan ke 5.

Indonesia sendiri ternyata berada di uruan 53, masih lebih baik dari urutan Malaysia, Thailand dan Filipina yang menempati 3 zona paling parah kualitas hidupnya sedunia, hehehee..

Meski lebih baik dari tiga tetangganya di ASEAN dan menempati rangking 53, posisi ini bukanlah sesuatu yang dibanggakan. Kesan yang didapatkan dari ke dua penyajian data di atas adalah, berada pada urutan di bawah urutan 50 dari 137 negara berdaulat saat ini termasuk katagori menyedihkan, artinya salah satu negara berkatagori baru setengah layak untuk hidup (setengah layak untuk dihuni).

Benarkah seperti itu? Supaya lebih obyektif mari kita lihat faktanya. Lebarkan pandangan ke sekeliling kita. Lihatlah lingkungan kita, amati bidang politik, sosial, kemanusiaan, ekonomi, pekerjaan, peraturan, hukum, etika dan moralitas, adab dan sopan santun, penghasilan dan mungkin masih banyak yang lainnya agar mampu mencerna dengan obyektif yang akan kita dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun