[caption caption="Menanti datangnya perdamaian Suriah. Gambar ilustrasi dok abanggeutanyo"][/caption]
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnye menetapkan gencatan senjata di bumi Suriah yang (telah) efektif berlaku mulai Sabtu (27/2/2016) pukul 00.00 waktu setempat (pukul 05.00 WIB). Sebuah jalan panjang dan melelahkan nyaris memicu Perang Dunia 3 kini pupus sudah, berganti secercah harap tecapainya perdamaian di Suriah.
Kesepakatan gencatan senjata dan penghentian permusuhan dicapai setelah serangkaian pertemuan ISSG ceasefire task force (the International Syria Support Group) 15 negara yang difasilitasi PBB pada Jumat 26/2/2016 lalu menghasilkan resolusi PBB terbaru yakni resolusi PBB nomor 2268 (2016) yang dicapai dengan suara bulat di markas PBB di New York.
Selain kesepakatan yang dicapai AS dan Rusia dalam pertemuan ISSG ceasefire task force, pemerintah rezim Assad dan hampir 100 grup pemberontak yang tergabung dalam perwakilan Komite Tinggi Perundingan (HNC) juga telah menyetujui gencatan senjata untuk dua minggu.
Kesepakatan gencatan senjata sementara dalam ISSG dicapai setelah AS dan Rusia menetapkan pernyataan bersama (Joint Statement) yaitu :
- Gencatan senjata dan penghentian permusuhan mengutamakan terlaskananya bantuan kemanusiaan
- Tidak berlaku terhadap IS, Al-qaeda dan Al-Nusra serta organisasi teroris yang telah ditetapkan oleh PBB
- Melaksanakan monitoring bersama (AS dan Rusia dan PBB)
- Memutus mata rantai pasokan senjata dan petempur asing ke dalam wilayah Suriah
- Melaksanakan pertemuan lebih lanjut tingkat tinggi pada 7 Maret 2016.
- Terlaksananya pemilu parelemen dan presiden serta Undang-undang baru di Suriah paling lambat seluruhnya akan terlaksana dalam 18 bulan ke depan.
Setelah berlarut-larutnya perbedaan pendapat beberapa hal di atas antara keduanya, ISSG merumuskan kesepakatan gencatan senjata. Sesuai dengan sumber www.un.org kesepakatan tesebut kurang lebih sebagai berikut :
- Mendukung sepenuhnya pernyataan bersama (Join Statemen) AS dan Rusia
- Menuntut implementasi secara penuh terhadap resolusi PBB nomor 2254 (2015) tentang masa depan Suriah oleh rakyat Suriah
- Mendesak seluruh anggota ISSG mewujudkan gencatan senjata yang tahan lama dan menggunakan pengaruh mereka untuk menghentikan permusuha.
- Tentara Suriah dan kelompok bersenjata oposisi melaksanakan komunikasi dengan Rusia dan AS dan mendukung upaya keduanya mencapai persamaan persepsi tentang perdamaian Suriah
- Memberikan akses secara tegas dan seluas-luasnya bagi terlaksananya bantuan kemanusiaan
- Menyatakan dukungan terhadap ISSG dalam menjalankan misi kemanusiaan di seluruh wilayah Suriah
- Dua pihak bertikai harus bergerak cepat mencapai komunike bersama pada pertemuan Genewa 2 lalu dan dalam mengimplementasikan resolusi PBB 2254 (2015)
- Dukungan seluruh negara (dunia) menggunakan pengaruh mereka untuk memajukan langkah perdamaian Suriah
- Meminta sekjen PBB melakukan evaluasi dan laporan tentang pelaksanaan resolusi tersebut kepada dewan PBB secara periodik yakni setela 15 hari pertama setelah penerapan resolusi dan setiap 30 hari kemudian.
- Setiap anggota diminta aktif memonitor perkembangan gencatan senjata.
Beberapa jam sebelum tercapainya kesepakatan gencatan senjata, pasukan Suriah mengintensifkan serangan mereka di Provinsi Hama dan menguasai beberapa desa di wilayah tersebut. Sedangkan di Aleppo pasukan Suriah memperkuat jalur lintasan yang menghubungkan Aleppo ke perbatasan Turki.
Di sisi lain juga terjadi pengeboman bunuh diri di kota Hom dan Damaskus yang dilakukan IS menyebabkan terbunuhnya ratuan orang pada kedua kota tersebut terutama di ibukota Homs yang kini dikuasai tentara Suriah.
Sementara itu koalisi pimpinan AS masih melaksanakan serangan udara menyasar ke kubu IS beberapa jam sebelum tercapainya gencatan senjata menyebabkan tewasnya 30 petempur IS.
Turki juga tidak tinggal diam, beberapa jam sebelum berlakunya gencatan senjata memasukkan 500 petempur ke sekitar Aleppo melalu zona penyangga sebagaimana dituding Rusia.
Arab Saudi juga tidak ketinggalan sigap memasukkn puluhan jet tempur ke Incirlik, Turki untuk tujuan meneruskan perburuan terhadap IS yang menyatakan (bersama al Nusra) menolak berlakunya gencatan tersebut.