Terinspirasi pada judul yang sama (Di sini) terbit pada 14 Agustus 2012 saya menggunakan judul yang sama memprediksikan peluang Joko - Jusuf (JJ) memenangi pilpres 2014.
Tulisan pertama tersebut memprediksi dominasi Jokowi telah membuktikan bahwa (saat itu) lawan-lawan pesaing calon Gubernur DKI gugur satu persatu tak mampu menggoyahkan laju Jokowi yang berpasangan dengan Ahok menjadi pemenang Pilgub DKI.
Bisa saja sebagian pendapat menilai kondisinya kini sudah berbeda. "Lain lubuk lain juga ikannya" atau "Kini sudah lain ceritanya" karena ranahnya berbeda saat ini (Pilpres) dengan saat itu (Pilgub) yang berarti bisa jadi JJ justru yang jadi pecundang (kalah) dalam pilpres nanti.
Sah-sah saja sebagian analis punya pandangan seperti itu, sama seperti tulisan ini memberi penilaian tentang peluang JJ dari sudut pandang yang lain.
Apa yang mendasari tulisan ini memiliki pandangan bernada ekstrim tak lain karena berkaitan dengan beberapa data dan fakta yang melatar belaknginya. Tanpa menilai rendah calon pasangan presiden-wapres lainnya, berikut ini ada beberapa fakta yang boleh jadi memang Jokowi memiliki senyuman yang memberi pesan "Menyerah sajalah kawan..!"
- Pilpres secara langsung tidak terlalu tergantung pada koalisi partai yang sedang bekoar-koar egoisme bercampur tak tahu malu. Survey membuktikan pasangan yang diusung partai sekaliber "papan atas" sekalipun tidak banyak menolong dan banyak yang gagal. Jika sejumlah partai masih memainkan bola pingpongnya tak lebih mencerminkan partai itu tidak punya nyali dan bersikap menunggu, melihat dan akhirnya melangkah kemana angin politik berhembus.
- Rakyat Indonesia telah lama merindukan lahirnya sosok yang sederhana, bersahaja dan merakyat tapi skill leadership yang mumpuni. Joko telah memperlihatkan kelasnya sebagai pimpinan kota/daerah sebagai walikota Solo dan Gubernur DKI. Tak dapat dipungkiri aneka reformasi birokrasi dan disiplin aparatur negara dalam jajarannya telah memperlihatkan perubahan yang signifikan. Tak perlu disebut satu persatu apa saja perubahan yang telah dilakukan Joko, berbagai info dari berbagai media telah memperlihatkan perubahan tersebut meski masih bayak yang harus dibenahi Joko dan SKPD nya untuk meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap warganya.
- Joko punya calon Wapres yang telah terbukti kelasnya sebagai politkus dan negawaran ulung. Ketegasannya dalam menyikapi dinamika politik yang terselubung dalam aneka kepentingan telah diperlihatkan dalam aneka bidang pemerintahan.
- Joko punya Wapres yang mengetahui banyak hal tentang skandal yang melilit negeri ini sehingga kehadirannya kembali dalam birokrat akan membantu proses percepatan menyeret para tersangka yang telah menggembosi negeri ini terutama dalam 5 tahun terakhir.
- Pasangan JJ punya Visi dan Misi yang lebih kongkrit, terarah, mudah dicerna dan tidak terlalu normatif yang sering menjadi penghias ucapan terlontar dari bibir-bibir politikus yang lebih banyak lupanya ketimbang mengingat apa saja janji janji dalam visi dan misinya saat kampanye.
Berkaitan dengan Visi dan Misi JJ yang dapat dilihat di Kompas.com yang ditayangkan pada 20 Mei 2014, terselip Misi yang lebih kongkrit tapi mudah dicerna,yaitu :
- MISI :
- Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
- Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
- Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
- Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
- Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
- Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
- Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Pesan terselubung di dalam MISI tersebut antara lain adalah, JJ memahami betul Indonesia membutuhkan lahirnya kembali sebagai "Macan Asia Tenggara" yang tergas, berwibawa. Tidak dihina, dicaplok wilayahnya begitu saja dan menjadi penyuplai TKI yang sering dinista oleh majikan di Luar Negeri.
Membentuk Indonesia menjadi yang terkuat dalam armada laut ASEAN yang menuntut perubahan TNI secara signifikan sesuai dengan perkembangan jaman atau sesuai dengan postur minmal TNI yang tertuang dalam MEF tahap II (2015-2019) atau Renstra 2.
Menyadari betul tingkat daya saing SDM yang rendah dan hanya berbondong-bondong ke LN lantas menimbulkan aneka masalah dengan negara pemakai TKI. Menciptakan lapangan kerja dengan konsentrasi sektor Industri dan Jasa akan mampu menyedot SDM dengan upah yang lebih baik dan nyaman dibanding sebelumnya.
Menyadari betul bangsa Indonesia membutuhkan penyokong dan pemberi vitamin "Nasionalisme" yang kian terasa luntur nilainya akibat dijual dengan harga diri termasuk menistakan bangsanya sendiri demi upah dan kenyamanan yang ditawarkan negara asing melalui aneka kerjasama dan program.
Tentu JJ bukanlah Malaikat yang bisa melakukan sesuatu secara massal dalam sekejab, tapi juga bukan berarti Siput yang selalu terpaksa menerima hikmah dibalik keterlambatanny. JJ membutuhkan personil kabinet dan Kepala Direktorat serta lembaga yang dikelola oleh pemimpin-pemimpin berselera yang sama (dengan misinya) dan didukung oleh Gubernur dan SKPD yang mampu menjembatani instruksi dari Hulu sampi Hilir tanpa plesetan.