Ketegangan antara Suriah dan Turki telah lama terjadi setidaknya sejak meletus perang Suriah pemerintah Turki jelas posisinya berpihak pada kubu pemberontak. Ketegangan Suriah- Turki juga akibat hadirnya militer Turki membantu FSA (pasukan pemberontak Suriah) dalam operasi Euphrat atau Operation Euphrates Shield. Selain itu, hadirnya sejumlah tentara Turki di Buffer Zone yang diklaim secara sepihak oleh Turki sejak 2013 lalu juga ikut memperkeruh ketegangan kedua negara sejak lama.
Akan tetapi perang frontal tentara ke dua negara sejak perang Suriah meletus pada Maret 2011 lalu belum pernah terjadi. Meski pemerintah ke dua negara kini sedang berupaya berdialog mencapai gencatan senjata melalui pertemuan Astana namun di lapangan akan terjadi sebaliknya terutama JIKA tentara Suriah (SAA) bertemu langsung dengan tentara Turki, The Turkish Armed Forces (TAF) kini membantu FSA dalam memperebutkan kota dan kawasan Al-Bab.
Secara teknis, kota dan kawasan Al-Bab kini lebih berpeluang dikuasi FSA dan TAF sebab bagian timur kota itu kini telah dikuasai TAF. Kota itu telah dikepung dari sisi sebelah timur dan utara (dari arah Turki). Jalan utama dari timur dan utara menuju ke Al-Bab sejak sebulan lalu. FSA-TAF telah memutus akses pihak lain ingin menguasai Al-Bab yaitu pemberontak Kurdi moderat SDF dari utara dan pasukan pembebasan Kurdi YPG dari timur dan pasukan Suriah.
Posisi SAA menuju ke Al-Bab dari arah timur nyaris pupus akibat jalan utama dari posisi SAA saat ini menuju ke Al-bab kini tinggal 1,4 km saja jatuh ke tangan FSA/TAF. Jika itu jatuh ke FSA/TAF maka akses SAA meuju ke Al-Bab putus total dan terpaksa dialihkan melalui kawasan desa Arran -Tadif yang diakini telah lama disiapkan jebakan maut ISIS beberapa bulan karena menduga SAA akan ofensif ke Al-Bab melalui jalur maut tersebut.
Apabila jalur SAA --saat ini dekat desa Dayr Qaq-- menuju Al-Bab tertutup kemungkinan SAA akan pasang target dapat tiba di sebuah persimpangan sejauh 3,4 km saja posisi saat ini di Dayr Qaq atau di batas terluar desa Shamawiyah ke arah kota Al-Bab. Dan itu artinya SAA akan jadi penonton melihat tanah dan negerinya sendiri dikuasai tentara Turki untuk kepentingan dan tujuan operasi Eufrat yang awalnya untuk membebaskan Jarabulus - Azas dari ISIS kini melebar ke kawasan Al-bab bahkan kemungkinan setelah itu sedang disiapkan ekspansi ke Manbij dan Kobani setelah sukses menduduki Al-bab.
Meskipun SAA hanya akan tiba di ujung desa Shamawiyah namun potensi pergesekan menjurus clash bahkan perang frontal antara SAA dengan TAF/FSA dapat terjadi jika SAA memtuskan ikut serta mencapai Al-bab. Jika perang terbuka SAA - TAF pecah, apa akan terjadi ? Bebeberapa kemungkinan adalah :
- Pemberontak Kurdi Moderat di barat dan Pejuang Kurdi Suriah di timur akan mengambil kesempatan maju ke posisi masing-masing kini terpaut 22 km saja dari Tall al- Jilan pada posisi YPG di barat dan Tall Barshah di posisi SDF di timur. Kondisi ini memungkinkan SDF/PG mewujudkan impian lama belasan tahun menatukan kedua kawasan tersebut sebagai bagian cita-cita pembentukan negara federal Kurdi Suriah The Rojava.
- ISIS kini kian terusisr dari seluruh front utara dan kini terkepung di posisi Al-Bab sangat mengharapak peristiwa pertempuran SAA -TAFbisa terjadi. Jika ini terjadi ISIS bisa sedikit leluasa mempertahankan kota dan kawasan strategis Al-Bab
- Amerika Serikat pendukung SDF di barat akan mengambil kesempatan emas tersebut. Setelah tidak dapat berbuat apapun membantu kolega SDF nya akibat di"telanjangi" Turki di berbagai fron kawasan operasi Eufrat kini AS bisa menjadi pahlawan untu Kurdi Suraih terwujudnya persatuan Kurdi setidaknya mampu menyatukan kawasan timur dan utara Kurdi Suriah.
- Pasukan pemberontak Suriah dalam payung FSA akan mengambil kesempatan menguasai kembali daerah-daerah strategis dan kota besar seperti Aleppo, Wadi-Al Baradi, Homs, Hama, Quneitra dan al-swaida.
- Israel. Penantian panjang Israel membuahkan hasil. Dataran tinggi Golan bisa berubah status menjadi milik permanen Israel karena pemerintah baru Suriah nanti sedikit tidaknya akan berterimakasih pada Israel melalui peran dan partisipasi Israel dibalik layar namun sangat taktis menggulirkan pentas drama episiode panjang perang di atas bumi Suriah
Terlihat jelas sejumlah pihak sedang menanti clash SAA vs TAF antara lain, AS, Israel, SDF/YPG, ISIS, FSA dan mungkin tambahan adalah sejumlah negara Arab pendukung FSA. Jika ini terjadi inilah momentum terbesar telah lama dinanti-nanti para penunggu tersebut yaitu kekalahan SAA pada Turki dan ini akan menjadi akhir permainan game perang Suriah. Di lain pihak Iran, Rusia dan pemerintah Suriah akan gulung tikar meninggalkan sejumlah kerugigan besar di atas bumi Suriah masih terasa panas membakar meski perang usai.
![abanggeutanyo.dok](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/02/03/sdf-pg-incar-area-putuskan-hub-fsa-turki-di-albab-ok-58944c34947e619a07caf14a.jpg?t=o&v=770)
Begitu juga sejumlah lokasi dekat kawasan dikuasi SDF menuju ke kota ar-Rraqqah. membutuhkan energi besar SAA. Jadi tampak dengan jelas terlalu berisiko jika SAA maju ke front Al-Bab.
Oleh karena itu tampaknya Rusia - Iran dan pemerintah Suriah akan bijak menghadapi situasi tersebut. SAA pasti akan menahan diri untuk menyibukkan diri meramaikan perang di kawasan Al-bab. Meski harus mengelus dada melihat negeri sendiri dicabik-cabik tentara tetangga dan ISIS namun apa daya biarkan tentara tetangga menghabiskan energinya sendiri menumpas ISIS.
Sewajarnya SAA menggunakan energinya untuk front lain hingga tercipta perdamaian menyeluruh termasuk syarat tidak akan ada keinginan Turki secara dejure apalagi secara defacto pada kawasan-kawasan dan kota-kota Suriah berhasil dibebaskan dari pendudukan ISIS.