Ini adalah sebuah sisi lain, tentang "nasib" tentara Suriah (SAA) ketika memilih harus berjuang mempertahankan pemerintahan dibawah pimpinan Bashar al_Assad. Nasib malang atau beruntung belum jelas diketahui karena perang belum usai, tapi yang sudah jelas adalah pasukan SAA harus kerja keras lari sana-sini pada saat ini. Jika diibaratkan sebuah kapal, pasukan SAA sedang menambal lambung kapal yang bocor di sana sini. Bocor satu belum selesai ditambal sudah kelihatan bocor di tempat lain.
Sejauh apakah SAA mampu menambal bocoran-bocoran itu, padahal bocor terjadi hampir merata di sekujur lambung kapal. Jika bocor-bocor itu diumpamakan sebagai musuh-musuh maka sangat dituntut kerja keras SAA menambal dengan segera jika tak ingin kapalnya karam tinggal nama. Untuk itu SAA harus mengenal musuh-musuhnya agar dapat mengetahui tipe dan tingkat bocoran yang dibuat oleh lawan. Berikut ini sejumlah fakta tentang -lawan lawan harus dihadapi secara bersamaan SAA saat ini :
FSA dan negara Arab
Sejumlah negara Arab pimpinan Arab Saudi dan Qatar membantu kelompok pemberontak Suriah (FSA). Bantuan finansial, persenjataan, pelatihan, kesehatan, propaganda dan apapun yang sifatnya memperkuat oposisi Suriah mengucur dari koalisi Arab dengan tujuan dapat segera menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad. Kelompok ini semakin kuat sejak 2012 setahun setelah pemberontakan. FSA kini menguasai berbagai kota di sejumlah besar Provinsi. Hampir 30% wilayah Suriah masih dikuasai FSA yang memiliki hampir 100 faksi bersenjata. Sekitar 10% diantara sayap militer FSA tergolong faksi milisi paling tangguh dalam seluruh fron perang Suriah. Reputasi FSA membuat kagum dunia militer saat ini.
ISIS
Di bagian tengah dan timur dekat perbaasan Irak - Suriah, kelompok ISIS semakin kuat. Selama 4 - 5 tahun bercokol di kota-kota dan kawasan tersebut ISIS telah berhasil membangun sistim pertahanan dan jaringan intelijen serta komunikasi ang luar biasa. Perlu waktu lama dan kekuatan besar untuk mencapai posisi kota-kota besar ISIS seperti AS menggerakkan puluhan ribu SDF/YPG saat merebut Manbij dan kini sedang berupaya “menduduki” kota Raqqa. Atau ketika Pasukan Irak perlu 40 ribu pasukan dan milisi untuk merebut Mossul dari tangan ISIS sedang berlangsung saat ini.
Kondisi SAA kini diperparah lagi ketika kekuatan ISIS "diusir" dari seluruh Irak dan kini berbondong-bondong masuk ke Suriah khususnya ke Deir Ezzor, Raqqa, Al-Thawrah, Palmyra dan sekitar kota-kota di Aleppo.
Apa yang terjadi saat ini? Saat tulisan ini disiapkan kota Palmyra, kota situs bersejarah itu saat ini hampir direbut kemabali dari tangan SAA. ISIS membuat kemajuan 14 km ke dalam wilayah SAA dari perbatasan sebelumnya di antara desa Arak kawasan ISIS dengan distrik Khirbat Ibrahim di timur kota Palmyra.
Jelas ini salah satu persoalan srius karena SAA sedang fokus mencegah ISIS masuk kota Deir Ezzor. Memperluas wilayah di dalam dan luar kota Aleppo serta di menjaga benteng Al-Fua –Khefraya agar tidak diduduki FSA dan diberbagai arena lainnya.
SDF/YPG
Di bagian utara Suriah, petempur SDF/YPG semakin ganas masuk ke bagian ke bagian tengah Suriah. Pasukan pemberontak Kurdi Suriah itu kini telah menguasai hampir 1/4 luas daratan Suriah. Dengan alasan membebaskan kota Raqqa dari ISIS kelompk Kurdi Suriah dukungan unik AS itu dinilai paling tangguh melawan ISIS.