During the fight for Palmyra, Islamic State of Iraq and Greater Syria (ISIS) took a photo (above) from the cellphone of a Russian spetsnaz officer reportedly killed in combat. Sumber :greatcharlie.com dan dok abanggeutanyo
Rambo adalah ikon fiksi "pahlawan" Amerika Serikat dalam peperangan. Kisah Rambo dalam belasan film yang diperankan aktor kawakan AS Sylvester Stallone mulai dikenal luas sejak First Blood (1982) beredar hingga film terakhir Rambo (2008) telah membuat sejumlah orang --pada masa itu higga kini-- tekesan dengan karakter atau sosok Rambo dalam dunia khayalan.
Dari sisi keberanian dan heroisme dalam dunia militer memang ada tentara mirip dengan sosok Rambo yakni Aleksander Prokhorenko, salah satu anggota Spetsnaz, pasukan khusus Rusia berpangkat Letnan Dua yang tewas pada 17 Maret 2016 lalu dalam merebut Palmyra dari ISIS.
Jika melihat pada sosok dan karakter Rambo dalam berbagai film, Rambo identik dengan beberapa ciri berikut :
- Berwajah seram dan mengecat wajahnya dengan pewarna hijau tua
- Gaya macho
- Rambut gondrong dengan ikat kepala
- Tato di lengan bergambar bendera Amerika
- Menyandang aneka senjata mesin berat
- Mampu merobohkan 1 batalon musuh meski seorang diri
- Berkemampuan anti gerilya yang hebat
Mengacu pada ciri-ciri utama di atas, sosok dan gaya pemuda itu justru sebaliknya. Bewajah cool, mirip wajah Mr Bean bahkan lebih mirip dengan wajah remaja tanggung alias ABG. Di balik itu, meski kariernya singkat di dunia militer, Prokhorenko punya mental baja sangat mengagumkan. Dia mampu menyerap filosofi militer secara total dan profesional berperan sebagai tentara. Baginya tugas utama mutlak untuk kepentingan bangsa dan negaranya.
Dia rela meninggalkan istri dan janin pertamanya demi tugas untuk negara bahkan membuatnya mati atas permintaan sendiri. Ia tidak minta bala bantuan untuk menyelamatkan dirinya melainkan minta segera dibom justru membahayakan dirinya sendiri.
Mungkinkah media barat menduga peristiwa sebenarnya terjadi sebalikna, Mungkinkah Prokhorenko ternyata menjadi korban pembantaian ISIS, atau mungkinkah ia adalah koban salah sasaran jet tempur Rusia? Meskipun rekaman transkrip komunikasi dengan komandannya selayaknya memberi sedikit ruang positif untuk melihat sejauh apa peristiwa tersebut terjadi.
Media barat lebih kompak dan serentak menyebutnya sebagai 'Rambo' ketimbang sebagai 'Hero'
Publikasi resmi kematian Prokhorenko baru diumumkan militer Rusia di pangkalan udara Hmeimim pada 24 Maret 2016. Sementara itu --jika tak tak salah-- mirror.co.uk adalah media barat pertama sekali yang mempublikasikan berita tersebut pada 25 Maret 2016 dengan judul: "Russian 'Rambo' Wipes Out ISIS Thugs by Calling Airstrike on HIMSELF When Surrounded by Jihadi Forces". Judul tersebut ditulis dengan ukuran sangat besar dan tebal.
Jika tak salah media inilah pertama sekali menggunakan sebutan 'Rambo' untuk Prokhorenko meski istilah tersebut telah lazim dipakai berbagai media untuk menyindir jagoan yang dianggap berani mati konyol di berbagai tempat pada peristiwa seperti Prokhorenko alami.
Sebagaimana telah diketahui bersama, Prokhorenko tewas dalam sebuah serangan udara pesawat tempur Rusia atas permintaan sendiri setelah terkepung dan berada dalam jangkauan ditangkap hidup atau mati oleh ISIS di sebuah sudut kota kuno Palmyra. Prokhorenko menghubungi komandannya agar mengirimkan pesawat tempur mengebom posisinya.