Kegiatan kepala negara atau kepala pemerintahan saling berkunjung ke negara sahabat adalah hal yang biasa apalagi telah direncanakan jauh-jauh hari dalam agenda kenegaraan. Akan tetapi kunjungan PM Israel, Benyamin Netanyahu kedua kalinya dalam waktu yang relatif singkat ke Moskow (setelah kunjungan terakhir pada 21 September 2015 lalu) kesannya sangatlah rahasia dan penuh tanda tanya.
Kamis, 21 April 2016, Netanyahu kembali muncul di Kremlin. Dari cara jabat tangan dan tatapan mata keduanya -seperti terlihat pada beberapa gambar- mencerminkan ada sesuatu pembicaraan yang spesial dan sangat menentukan bagi kedua negaa.
Meski aneka berita utama dunia menyebutkan pertemuan keduanya menyangkut tentang kekuatiran Israel terhadap peningkatan militer Hezbollah dan masalah peningkatan kerjasama ekonomi kedua negara, ada baiknya kita lihat sisi lain, ada apa dibalik keduanya mendadak bertemu.
Apakah hanya untuk hal tersebut Benyamin "bibi" Netanyahu harus berkunjung kembali, apalagi karena mengkhawatirkan bangkitnya kekuatan militer Hezbollah membuat bibi Neta harus berkunjung dua kali ke Moskow dalam kurun waktu tepat 7 bulan sementara Putin belum melaksanakan kunjungan ke Tel Aviv sekalipun sejak terakhir berkunjung pada 25 Juni 2012. Rasa-rasanya tidak mungkin alasan tersebut menjadi latar belakang bibi harus meluangkan waktu khusus ke Moskow.
Selidik punya selidik ternyata ada yang lebih dikhawatirkan bibi ketimbang dua hal tersebut, yaitu :
- Israel mengkhawatirkan bangkitnya kembali kekuatan Suriah lebih kuat bahkan terkuat di timur tengah setelah melalui tahapan 5 tahun perang saudara melelahkan. Suriah bisa menjadi lawan paling tangguh dan paling berbahaya bagi Israel.
- Militer Suriah saat ini bukanlah kekuatan militer yang mudah ditaklukkan dalam perang 6 hari pada 1967 lalu saat Israel merebut datarn Tinggi Golan dari wilayah Suriah. Sumber jpost.com menyebutkan, kekuatan baru Suriah sangat berisiko untuk merusak Israel dan sebanyak 20 ribu warga Israel yang menghuni Golan akan menjadi binasa jika Suriah merebut kembali wilayah tersebut. Sementara itu, sumber lainnya jewishvirtuallibrary yang diupdate pada Pebruari 2016 lalu menilai lebih rinci dan spesifik mengapa Suriah menjadi ancaman paling mematikan Israel saat ini. Salah satu yang paling dikhawatirkan Israel adalah 1300 ton aneka senjata kimia rezim Suriah siap melumat Israel dari dataran tinggi Golan jika Suriah merebutnya dari tangan Israel.
- Israel khawatir akan kehilangan dataran tinggi Golan (Golan Heights) jika Suriah memenangkan perang saudara paling brutal di abad modern ini.
- Sebagaimana diketahui Netanyahu mengeluarkan pernyataan keras bernada bersumpah bahwa Israel tidak akan mengembalikan dataran tinggi Golan pada Suriah. Pernyataan yang tidak disangka-sangka bagaikan petir menyambar di siang bolong tersebut langsung membuat reaksi keras liga Arab yang mengutuk pernyataan sepihak dan tak pantas tersebut.
- Bahkan AS sendiri mengingatkan Israel bahwa posisi AS tidak berubah tentang perlunya negosiasi untuk menguasai wilayah tersebut. Juru bicara Deplu AS, John Krby sebagaimana dikutip dari timesofisrael mengatakan sikap AS tidak berubah tentang status quo wilayah tersebut dan perlu mengedepankan negosiasi untuk menguasai wilayah tersebut.“This position was maintained by both Democratic and Republican administrations. Those territories are not part of Israel and the status of those territories should be determined through negotiations.”
- Uni Eropa dan PBB menolak pernyataan sepihak Israel dan sejumlah negara menilai pernyataan Israel seperti memercik api pergolakan baru di timur tengah.
- Meski Rusia telah menjamin Israel bahwa peningkatan kemampuan militer Suriah tidak akan mengancam Israel sayangnya tetap saja negeri Yahudi tersebut gerah dan tidak tenang. Pasalnya adalah, keunggulan teknologi arsenal Angkatan Udara Israel menjadi batu sandungan bagi Israel jika berahadapan dengan Angkatan Darat Suriah (SAA) dan milisinya. Daya tahan dan keberanian tentara Suriah telah teruji sangat tangguh dalam 5 tahun perang Suriah. Israel memperkirakan SAA akan merebut kembali Golan jika perang saudara usai. Perkiraan ini adalah momok terbesar bagi angkatan darat Israel (MAZI).
- Keterlibatan Mossad dalam melatih ISIS (IS) bukan rahasia umum lagi. Sebagaimana dilansir oleh politicalvelcraft pasukan khusus Irak menangkap agen Israel dan AS yang melatih dan menjadi penasihat IS di gurun Tal Abta dekat kota Mosul, Irak pada 15 Maret 2015 lalu. Artinya bisa jadi peranan Israel dalam melatih dan memfasilitasi serta mempersenjatai IS bukanlah hal yang rahasia. Akan tetapi kini, menurunnya kemampuan IS mungkin saja Israel memperkirakan rezim Suriah akan memenangkan perang saudara Suriah. Oleh karenanya mugkin saja kehadiran bibi Neta ke Moskow dalam rangka mengakhiri peranan Israel terhadap IS. Konsekwensinya Israel harus mendapat kepastian Rusia bahwa Suriah tidak akan menganggu ketenangan Israel di dataran tinggi Golan.
Begitu pentingkah Golan bagi Israel? Jelas sangat strategis bahkan sangat ekonomis menguasai wilayah bersumber mata air berlimpah dan alam yang eksotis tersebut. Golan bernilai strategis karena dataran tinggi tersebut menjadi "menara" Israel melihat ke sekitarnya sekaligus menjadi benteng pertahanan dari Suriah atau Lebanon.
Golan bernilai ekonomis karena menjadi tujuan wisata dan menyimpan keindahan alam serta sumber mata air dan pertanian yang sangat subur untuk menggerakkan denyut ekonomi Israel.
Jadi tak heran bibi Neta kelihatannya terpaksa harus kembali ke Kremlin untuk ke dua kalinya memastikan ketenanganya tidak terusik jika rezim Suriah mengakhiri perang saudara dengan meraih kemenangan.
Kelihatannya bibi Neta hadir di Kremlin tidak semata-mata mengkhawatirkan Hizbollah dan untuk peningkatan hbungan bilateral melalui peningkatan kerjasama ekspor dan impor untuk kepentingan masing-masing negara sebagaimana dilansir berbagai media massa.
Begitu besarnya kekhawatiran Israel sehinga harus berani memercik api tentang isu Golan sehinga liga Arab bagaikan kebakaran jenggot bahkan UE terang-terangan menentang dan PBB menjadi geram atas pernyatan Netanyahu yang dikhawatirkan menimbulkan eskalasi baru di timur tengah.
Apalah arti sebuah gambar. Namun dari beberapa informasi di atas dan didukung oleh gambar kita bisa menemukan pesan lain. Dari cara senyuman, tatapan dan cara berjabat tangan kedua petinggi negara tersebut serta fakta terkait disebutkan diatas, mugkinkah Israel lebih kuatir pada Hezbollah daripada perlindungan Rusia terhadap Suriah untuk mempetahankan dataran tinggi Golan?