Dunia telah disuguhi berbagai atraksi teknologi militer Rusia - Ukraina (NATO) mulai dari senjata serbu konvensional, senjata sniper rifle hingga missil pencari jejak, penghancur bunker dan lain-lain.
Namun yang paling menarik di balik itu adalah dron (drone) portable pengintai dan pelempar granat ke arah rombongan serdadu yang sedang berjalan di tempat terbuka, di balik pepohonan, di hutan dan parit-parit perlindungan.
Drone mini tersebut juga berfungsi sebagai pemberi informasi kordinat posisi lawan. Informasi dikirim ke pusat operator , diteruskan ke pusat komando terdekat yang selanjutnya merancang serangan aterliri dalam berbagai ukuran tergantung situasi dan kebutuhan.
Dua bulan pertama perang Ukraina berjalan, drone yang digunakan masih sebatas drone portable mini yang biasa terlihat dalam iklan market place.
Peranan drone dalam perang Ukraina pertama kali terlihat digunakan relawan asing pendukung Ukraina untuk memonitor posisi terdekat pasukan Rusia di bandara Hostomel pada 25 Februari 2022 . Beberapa diantaranya membawa molotof (molotov coctails) di ikat di bagian bawah drone.
Setelah itu Rusia memodifikasi model drone Ukraina, meningkatkan daya tahan dan durasi baterai, Rusia menggunakan drone portable sejenis Mavic -2 atau 3 untuk memonitor posisi dan pergerakan pasukan, legiun asing atau milisi ukraina.
Perkembangan selanjutnya drone protable tersebut mulai membawa granat mini seperti yang digunakan ISIS pertama sekali pada 2017 di provinsi Al-Raqqa Suriah yang dikuasai militer Kurdi Suriah (SDF) dukungan AS.
Entah terinspirasi dari "inovasi" ISIS atau tidak faktanya Ukraina duluan menggunakan drone mini pelempar granat. Faktanya banyak aski drone melempar granat ke posisi Rusia di berbagai front.
Tampaknya penggunaan drone murah meriah itu berhasil sehingga memicu Rusia menggunakan hal yang sama terhadap pasukan Ukraina dan aliansinya.
Dari berbagai tayangan video drone, pada tahap-tahap awal lontaran demi lontaran granat dari drone Ukraina - Rusia masih banyak melenceng dari sasaran akibat pengaruh arah angin, pergerakan obyek (sasaran) maupun keahlian operator pengendali drone.