Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cegah Sabotase dari Perang Ukraina-Rusia Tumpah di KTT G-20 Indonesia

11 November 2022   15:06 Diperbarui: 11 November 2022   18:41 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar G20 dan pasukan Ukraina. Sumber CNNIndonesia.com diedit dan tambahkan oleh penulis

"Tidak mungkin Bali (Indonesia) memberikan tingkat pelayanan yang tepat setidaknya sebanding dengan Rusia berikan," tulis pernyataan tersebut.

Jika pada menit-menit terakhir Putin memaksakan diri hadir tentu ini menjadi tugas amat berat berbagai lapisan matra dan kepolisian untuk berkoordinasi dan siaga dalam tingkat lebih tinggi dari biasanya BUKAN ancaman keamanan biasa melainkan tingkat tinggi dan luar biasa.

Jika pada akhirnya Rusia mewakilkan Menteri  Luar Negeri, Sergey Lavrov yang hadir memimpin delgasi Rusia itu pun sebuah tantangan tersendiri mengingat beberapa pejabat teras Rusia telah menjadi "target" ancaman pembunuhan oleh ultra nasionalis atau pendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Di sisi lain, petugas keamanan diharapkan TIDAK hilang kendali dalam memberi keamanan tinggi terhadap utusan Ukraina. Apakah nanti Zalensky yang memimpin utusan Ukraina atau setingkat Menlu sebaiknya pengamanan terhadap utusan Ukraina juga ekstra ketat, karena dari sana juga dapat melakukan operasi false flage.

jika terjadi kecolongan terhadap utusan dari Rusia atau Ukraina persoalannya sangat rumit dan luas. Dendam kesumat, kebencian dan angkara murka di medan tempur Ukraina bisa ditumpahkan di Indonesia.

Sebagai pembanding saja. Teringat pada sebelum terjadinya perang dunia pertama. 

Ketika itu, di Bosnia pada 28 Juni 1914, Franz Feridnand satu diantara pangeran dinasi Haspurg, kekaisaran Austri-Hongaria berkunjung kenegeraan ke Sarajevo, Bosnia. Ferdinand dan isterinya (Sofia) dibunuh oleh kelompok perlawanan Serbia.

Hongaria memberi ultimatum agar Serbia lakukan investigasi dengan secepatnya namaun Serbia (menguasai Bosnia) justru menanggap enteng, membuat situasi jadi panas.

Akhirnya Hongaria dibantu kaisar Jerman, Wilhelm II menyerang Serbia (dibantu Rusia) sehingga negara lainnya terimbas, terjadilah permulaan PD-1 dari 28 Juli 1914 dan berkobar selama 4 tahun lebih hingga padam pada 11 Nopember 1918.

Mungkin terlalu khawatir dengan membayangkan potensi terjadinya Perang Dunia ke 3 dari sini, tapi sedikit apapun dampaknya sebaiknya pengamanan G-20 untuk utusan Rusia dan Ukraina musti ditingkatkan.

Semoga KTT G-20 berjalan lancar jaya, mantap jiwa dan sukses. Terlebih lagi jika menjadi ajang perdamaian padamnya bara api perang gila - gilaan teknologi di Ukraina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun