Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cegah Sabotase dari Perang Ukraina-Rusia Tumpah di KTT G-20 Indonesia

11 November 2022   15:06 Diperbarui: 11 November 2022   18:41 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar G20 dan pasukan Ukraina. Sumber CNNIndonesia.com diedit dan tambahkan oleh penulis

Apapun sebab dan latar belakang pembunuhan faktanya adalah para pengawal pribadi dan petugas keamanan negara atau kerajaan yang dikunjungi kecolongan oleh aksi serangan yang menewaskan para pemimpian pemerintahan, kepala negara atau raja terdahulu.

Bagaimana potensi gangguan keamanan tehadap Vladimir Putin?

Indonesia memang bukan Windisch pada jaman dahulu kala. Bukan juga Kosovo pada jaman entah berantah atau Beirut dan Baghdad pada jaman tempo dulu.

Layanan keamanan dan jaringan intelijien pada masa kini sudah modern. Sistem informasi terpadu dan berteknologi tinggi sudah sangat mumpuni melayani tamu-tamu negara. Hal itu telah terjadi berkali-kali dalam tingkat kegiatan apapun terbukti ampuh, berjalan aman dan lancar.

Di sisi lain, para perusuh, pelaku sabotase dan teror atau sejenisnya juga meningkatkan kemampuan mereka menggunakan jaringan dan pola-pola serangan berteknologi tinggi.

Para penyerang bisa saja dari kelompok anarkis yang ingin menjatuhkan citra pemerintah dan bisa juga oleh komplotan intelijen negara lain yang ingin merusak Indonesia dengan hadirnya kekacauan dalam berbagai bentuk kekacauan hebat bidang keamanan.

Negara-negara tersebut berkomplot menciptakan pola operasi false flag, yaitu semacam operasi untuk menyamarkan pelaku serangan sebenarnya dengan menciptakan opini, seolah-olah pihak lain pelakunya.

Secara sistematis dan berteknologi tinggi mereka ciptakan "kambing hitam" mengatas namakan sabotase atau membalikkan fakta menuduh pihak lain --bahkan intelijen negara lain-- sebagai pelakunya.

Inilah yang dikhawatirkan intelijen dan penasihat politik Rusia sehingga mengingatkan Putin agar tidak hadir pada KTT G-20 di Bali.

Sergei Markov, mantan penasehat strategi politik Putin mengatakan Putin tidak hadir di pertemuan G-20 karena khawatir pembunuhan.

Dari akun Telegram General SVR, yang diyakini sebagai intelijen Rusia dan dekat dengan Kremlin, masalah keamanan menjadi isu utama Putin tidak hadir dalam dalam KTT G20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun