Sejak awal 2021 Amerika Serikat telah memperkuat militer Ukraina secara masif, namun baru sejak Nopember 2021 serius melaporkan rencana invasi Rusia ke Ukraina.
Dengan sejumlah bukti pergerakan pasukan Rusia ke perbatasan Ukraina - Rusia, Crimea dan Belarusia intelijen AS membeberkan secara sistematis sejumlah gambar dan video satelit tentang posisi-posisi penumpukan pasukan dan peralatan tempur Rusia,
Pada Januari 2021 AS menjadi-jadi membeberkan bukti lebih rinci tentang persiapan invasi Rusia ke Ukraina yang disebutkan lebih spesifik, akan terjadi pada akhir Januari 2022.
Kini intelijen AS semakin demonstratif membeberkan rencana Rusia bahwa invasi tersebut akan terjadi pada 16 Februari 2022 tepatnya pukul 03.00 waktu setempat (Ukraina) atau hari ini Rabu 16/2/2022.
Pernyataan itu terbit setelah kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Selasa 15 Februari 2022 guna meredakan ketegangan tentang Ukraina.
Seperti dikutip dari IndiaTV dalam pertemuan tersebut Putin menyampaikan uneg-unegnya pada Scholz meminta agar NATO menjauh dari negara-negara bekas pecahan Uni Soviet.
Putin juga meminta agar NATO menjauh atau menarik sistem barikade rudal balistik di bekas Uni Soviet. Selain itu dia berharap NATO tarik pasukannya dari aliansi NATO Eropa timur.
Tidak jelas apakah Scholz memperoleh kepastian invasi Rusia dari pertemuan tersebut, namun tak lama setelah itu intelijen AS memberikan rincian lebih dramatis tentang rencana invasi Rusia, hanya menunggu beberapa jam saja sebagaimana dilansir dari The Sun.
AS juga mempertegas warga dan tentara AS pelatih pasukan Ukraina segera meninggalkan tersebut. Langkah tersebut diikuti sejumlah negara barat juga mengikuti langkah tersebut.
AS, Inggris, Belanda, Australia, Israel, Itali dan Jepang telah memperingatkan warga mereka segera tinggalkan Ukraina sehingga suasana mencekam tentang bahaya perang kini benar-benar lebih terasa.
Masih menurut intelijen AS, 140 ribu pasukan akan merangsek dari bagian timur perbatasan Ukraina- Rusia. Lalu sebanyak 40 ribu pasukan akan masuk dari Belarusia ke ibukota Kiev. Sementara 30 ribu milisi di kantung separatis Donbas akan menerobos dari sana.
Sebanyak 30 pesawat tempur telah selesai berlatih di laut hitam bagaimana mengatasi potensi ancaman serangan kapal selam NATO jika armada tersebut terlibat di luar arena laut hitam.
Di sisi lain dalam rangka mengurangi ketegangan Rusia juga telah menarik 10 ribu pasukan dan peralatan tempurnya dari perbatasan timur Ukraina, namun beberapa sumber menyebut pergerakan itu adalah proses rotasi pasukan dengan personil baru yang masih terus bergerak ke perbatasan.
Jika melihat pada masifnya laporan AS tentang rencana Rusia tersebut tampaknya AS sengaja memprovokasi Rusia guna mengambil langkah yang berbahaya bukan saja bagi Rusia tapi juga bagi Ukraina akibat keroyokan NATO terhadap Rusia terjadi di udara dan darat Ukraina dan mungkin bisa meluas eskalasinya.
Jelas sekali terdapat tujuan yang menguntungkan NATO terutama AS jika Putin benar-benar menyalurkan dendam kesumatnya pada AS di Ukraina. Itu sebabnya AS lebih agresif memprokasi agar Rusia benar-benar bertindak ceroboh.
Lavrov, Menlu luar negeri Rusia berkali-kali menyampaikan kekecewaannya pada sikap AS karena secara jelas memprovokasi atau menyulut suasana lebih panas guna mengambil keuntungan dari konflik atau dari ketegangan tersebut.
Analis China menilai langkah provokasi AS guna mengambil keuntungan dari krisis tersebut. AS berharap terjadi kehancuran ekonomi Eropa guna melegetimasi kehadiran pasukan AS di seluruh Eropa yang berarti tingkat ketergantungan Eropa pada AS semakin tinggi.
AS dapat mengambil keuntungan meskipun Rusia tidak akan menggunakan kekuatan militer. AS bahkan mendapat keuntungan dari menjaga ketegangan terus terjadi. Sumber : Global.cn.
Tiongkok melihat situasi di Ukraina belum mencapai tahap berbahaya. Dubes China untuk Ukraina masih menghimbau agar warganya tetap tenang dan waspada. Seraya mengingatkan menjaga prokes kesehatan melawan Covid-19, sebut sumber di atas.
Apakah pukul 03.00 dinihari kemungkinan terburuk itu bakal jadi kenyataan?
Jika tidak terjadi maka Rusia akan diejek oleh NATO terutama AS, lebih-lebih lagi Ukraina. Dalam bayang ejekan, Rusia akan digambarkan beruang tua dengan cakar dan rahang yang benar-benar sudah rapuh.
Sebaliknya jika itu terjadi jelas neraka pembantaian akan terjadi di Ukraina. Dunia disuguhi bagaimana manusia akan terbunuh oleh aneka peluru yang dimuntahkan dari aneka senjata modern dari darat, udara, laut dan dasar laut.
Kota-kota atau desa berhantu seperti kisah Chernobyl akan tercipta kembali. Jika pada saat itu korban jiwa dan korban masa depan terjadi akibat kebocoran reaktor nuklir kini korban jiwa dan korban masa depan akan terjadi akibat adu kebencian di tanah Ukraina antara Rusia dan AS atas nama NATO.
Reaktor nomor 4 dan disusul nomor 3 Chernobyl di Ukraina meledak pada 26 April 1986 lalu, menyebabkan 100 orang meninggal dunia. Hampir 70 ribu orang diungksikan ke luar area yang lebih aman.
Desa Pripyat adalah satu diantara saksi bisu, desa tersebut telah menjelma menjadi desa "berhantu", namun yang lebih menghantui adalah ribuan orang selamat tapi terpapar radioaktif, kini masih dalam bayang-bayang kelam.
Jika perang benar-benar terjadi jelas sekali rakyat Ukraina akan lebih menderita jauh melebihi bayang-bayang hantu kehancuran akibat bencana Chernobyl 35 tahun yang silam.
Dilematis atau tidak, malu atau tidak, dendam atau apapun,sebaiknya AS, Rusia lebih rasional dalam memberi contoh pada dunia tentang bahaya perang bagi umat manusia di tengah keterbatasan planet bumi ini melayani manusia yang semakin aneh-aneh kebutuhannya.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H