Setelah seratusan tahun berkonflik, Yaman Utara dan Yaman Selatan bergabung menjadi satu negara pada 22 Mei 1990 dengan nama Republik Yaman.
Baru berjalan dua tahun, krisis ekonomi dan persaingan politk pada 1992 membuat stabilitas Republik Yaman tidak menentu. Presiden Ali Abdullah Saleh (Yaman Utara) berseteru dengan Perdana Menteri (Yaman selatan) Ali Salem al-Beidh dan dimenangkan Saleh.
Setelah itu Yaman dilanda perang saudara terus menerus hingga 2014 ketika pemberontak Houthi dukungan Iran dibantu pasukan pro Presiden Ali ABdullah Saleh menjatuhkan pemerintahan Yaman pimpinan presdien Abdrabbuh Mansur Hadi.
Pada awalnya Houthi adalah sebuh partai politik beridiologi sosialis berbasis di gubernuran Saada di utara Yaman pada 1990 dipimpin Hussein Badreddin al-Houthi ketika Yaman berbentuk Republik Yaman (gabungan Yaman utara dan selatan).
Hussein meninggal pada 2004 dan sejak saat itu Houthi dipimpin saudaranya, Abdul Malik al-Houthi sampai kini dimana Houthi menjadi kekuatan terbesar dan terberat UEA yang tergabung dalam koalisi Arab Saudi pro pemerintahan Hadi.
Kondisi itu menciptakan ketidak stabilan di negara asal muasal Habieb tersebut sehingga mengundang campur tangan asing.
Uni Emirat Arab (UAE) dan Arab Saudi melibatkan diri sejak 26 Maret 2015 dengan bendera The Gulf Cooperation Countries (GCC) terdiri dari 7 negarga teluk dan arab.
Keterlibatan UEA di Yaman sesungguhnya sejak 1977 saat mulai memberi sokongan pada milisi penjuang lokal di kawasan gubernuran Al Baydah, cikal bakal Amaliqa Force atau "The Giant Brigade" saat ini.
Milisi lokal dari Al Baydah dan sekitarnya mulai terlibat dalam perang saudara di Yaman pada 1994.
Sebutan Amaliqah Force atau Giant Force baru dikenal luas pada 2017 ketika UEA membentuk grup perlawanan bersatu "Yemeni National Resistance" (NRF), setidaknya meliputi :
- Yemeni Republican Guard
- Central Security Organization
- Milisi pendukung Presiden Hadi
- Tihamah Resistence
- The Southern Movement
- Giant Brigades