Apapun kontroversialnya, ISIS, Taliban dan Mujahidin telah membuktikan pada dunia sebagai kelompok milisi bersenjata paling powerful yang pernah ada di jaman modern.
Memiliki daya juang tinggi dan didukung sistem intelijen serta peralatan tempur berteknologi mumpuni, jelas betapa tangguhnya mereka.
Selama ini mungkin ada yang menduga ISIS, Mujahidin dan Taliban beserta afiliasi masing-masing akan saling berperang dalam satu kawasan.
Sebut saja dugaan itu adalah mimpi buruk, tapi itu bakal terjadi dalam babak baru Afghanistan pasca "ditinggalkan" NATO (pimpinan Amerika Serikat).
Berkuasanya kembali Taliban pada 15 Agustus 2021 setelah jatuhnya kota Kabul ke tangan Taliban dalam sekejab adalah tanda awal mimpi buruk tersebut.
Tanda lainnya penegasan kelompok utama aliansi utara, Mujahidin yang kini dipimpin Ahmad Masoud (anaknya Ahmad Shah Masoud panglima legendaris dari lembah Pansjhir yang dibunuh Taliban) menyatakan perang melawan Taliban.
ISIS Khorasan (ISIS-K) juga tidak tinggal diam. Bomber bunuh diri mereka Abdul Rahman al-Logari telah membuktikan ISIS benar-benar ada. Aksi bunuh dirinya memberi "pesan berdarah" ISIS siap mewujudkan mimpi daulah islamiyah di negeri tersebut.
Di sisi lain, mantan pasukan pemerintah dipimpin panglima Angkatan bersenjata Abdul Rashid Dostum sedang mengintip akan memberi dukungan pada siapa seperti 2 pengalaman mereka sebelumnya.
Pihak AS sendiri telah menambah kekuatannya menjadi 5.000 personil dengan alasan membantu proses evakuasi dan keamanan kedubes mereka. Padahal saat "sporing" terakhir pada awal Agustus 2021 lalu hanya menyisakan 500 personil di kedubes AS dan bandara Kabul.