Total korban jiwa Iran seluruhnya di dalam konflik Suriah sejak 2013 hingga saat ini melebihi 5.700-an orang dari IRGC, Liwa Fatemiyou, Hizbollah dan PMA Irak. Belasan petinggi militer Birgjen dan Mayjen juga meninggal dunia sejak Iran hadir di sana secara resmi pada 9 Juni 2013.
Meski korban jiwa jatuh di pihak Iran sangat banyak tetapi total kematian akibat serangan Israel terhadap Iran di Suriah mencapai 113 orang di berbagai tempat dan peristiwa sejak 2013.
Ketika Iran menyerang meskipun dengan sebuah roket ke dataran tinggi Golan dukungan barat mengalir pada Israel, ikut mengancam Iran secara jelas.
Terlalu banyak musuh Iran, belum termasuk retaknya hubungan dengan Arab Saudi dan sejumlah negara Arab yang mulai "mesra" dengan Israel.
Menurut sebuah sumber Iran terlalu besar menghabiskan energinya di Suriah. Tidak jelas berapa sudah total Iran "berinvetasi" di Suriah sejak terlibat secara total memperkuat pemerintahan Suriah pada 2013 lalu. STetapi sebuah sumber mengatakan setidaknya Iran telah menghabiskan 30 miliar US dollar sejak 2011. Sumber Al Arabiya edisi 20 Mai 2020 lalu.
Tidak jelas apa yang diperoleh Iran dari Suriah, akan tetapi dari kegiatan ekspor - impor (meski kedua negara meskipun terkena embargo ekonomi dan perdagangan AS dan barat) kedua negara bukan pemainh utama dalam kegiatan ekspor dan impor kedua negara.
Sepuluh besar negara utama ekspor dari Suriah adalah : Irak, Lebanon, KSA, China, Rusia, UEA, Turki, Korut dan Libia dan Mesir. Sedangkan 10 negara pengimpor ke Suriah adalah : Saudi Arabia, UEA, Turki, Rusia, Iran dan Irak. Posisi ini tidak banyak perubahan dalam 1 dekade terakhir sejak 2010.
Dalam posisi jadi sasaran empuk zionis dan kehilangan material serta petempurnyaa sangat banyak merasa sia-sia atau rugikah Iran?
Ternyata Iran tidak menganut konsep analisis biaya manfaat (cost benefit analysis). Sebaliknya Iran menganut sikap apokaliptik berakar pada anti-semitisme pos modern. Wujudnya : menyingkap sisi buruk zionis Yahudi terhadap Islam dan menyatakan jihad melawan zionis Yahudi dengan cara tidak biasa.
Semangat anti-zionis (Israel dan AS) telah ada sejak Iran "sukses" dalam "petualangannya" dalam kancah perang Lebanon (1975-1990). Anti-semitisme terhadap zionis makin mengental ketika para petinggi yang sukses di kancah Lebanon berhasil membentuk negara Islam Iran setelah menggulingkan Reza Pahlevi (Shah Iran pro AS) pada 11 Februari 1979 sekaligus menjadi "Hari Revolusi Islam, Iran."
Berdasarkan itu Iran tidak akan merasa kalah apalagi rugi meskipun satu persatu milisinya jadi korban, apalagi secara ekonomis Israel juga mengeluarkan biaya sangat besar setiap kali meluncurkan serangan udara rudal, drone atau dari pesawat tempur.