Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kaji Ulang Kerjasama Vaksin Anti-Corona dengan Sinovac

21 Agustus 2020   14:40 Diperbarui: 17 Juli 2021   01:28 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari CNBC Indonesia.com. Diedit dan tambahkan oleh penulis.

Sampai saat ini para ahli di seluruh dunia (negara) telah atau sedang "berlomba" mengembangkan 132 vaksin anti virus corona. Dari jumlah tersebut 32 vaksin sedang diujicoba pada manusia. Vaksin dalam tahap uji coba efisiensikini  ada 8 vaksin  saja. Hingga saat ini baru ada 2 vaksin yang telah di approval atau disetujui yakni "Sputnik V" Rusia dan "Ad5 -nCov" Tiongkok (China). Sumber : NYT.

Pengembangan vaksin anti-virus kali ini sedikit aneh dibandingkan pengembangan vaksin lain yang rata-rata membutuhkan beberapa tahun dari tahapan standar: pra klinis, uji coba tahap 1 (tingkat keamanan),  uji coba tahap2 (pengembangan), uji coba tahap 3 (efisiensi), Uji coba gabungan hingga approval.

Negara pertama yang menyetujui penggunaan vaksin anti-virus corona buatan sendiri adalah Rusia. China negara kedua yang mengumumkan approval mereka pada 16 Agustus 2020 lalu.

Khusus China, ada 8 kandidat anti virus corona yang mereka teliti diantaranya vaksin Ad5 -nCov  dikembangkan oleh CanSino Biologic Ltd bekerjasama dengan bagian riset penyakit menular milik militer China. 

Selain itu ada dua kandidat vaksin lainnya yang dikembangkan oleh Sinopharm (GNPGC) BUMN milik pemerintahan komunis China. Tidak jelas apa nama 2 kandidat vaksin anti corona buatan Sinopharm tersebut, tetapi salah satu kandidat buatan Shinopharm itu "gagal" dalam uji coba tahap 2 yakni menimbulkan efek demam pada sejumlah oang yang menjadi target uji coba.

Meskipun demikian Liu Jingzhen, top manajemen Sinopharm mengatakan pada koran pro Komunis China bahwa biaya produksi vaksin tersebut sangat murah, hanya beberapa ratus Yuan saja dan harganya tidak sampai 1000 Yuan (USD. 140) untuk dua kali suntikan berjangka waktu 28 hari dari suntikan pertama.

"It will not be priced very high. It is expected to cost a few hundred yuan for a shot, and for two shots it should be less than 1,000 yuan," ujarnya pada koran the Guangming Daily newspaper sebagaimana dikutip dari The Canherald.com.

Masih menurut sumber di atas, dengah harga USD.140 untuk dua dosis perusahaannya akan mampu memproduksi 220 juta dosis dalam setahun.

Perusahaan China lainnya yang sedang mengembangkan uji coba tahap 3 adalah buatan Sinovac Biotec. Melalui laman resminya di sini perusahaan tersebut melaporkan pada 20 Juni 2020 lalu bahwa Sinovac Biotec Ltd telah mendapatkan lisensi dari Kementerian Kesehatan China (NMPA) untuk produk mereka hasilkan vaksin anti INFLUENZA atau quadrivalent Influenza vaccine disebut "QIV " khusus untuk anak-anak berusia di bawah 3 tahun.

Mr. Weidong Yin CEO Sinovac Biotec mengatakan perusahaan dipimpinnya telah menghasilkan aneka anti virus influenza untuk anak-anak dan lain-lain termasuk EV71, Hepatitis A dan B, Swine Flu (H1N1) dan lain-lain terkait anti influenza.

Meski perusahaan tersebut sangat berpengalaman dalam bidang anti influenza akan tetapi BELUM ada klarifikasi khusus dari laman mereka tentang keberhasilan perusahaan tersebut terkait pengembangan vaksin anti-virus Corona. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun