Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Turki Vs Mesir, UEA dan Rusia di Libia, Siapa Menang?

21 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 21 Mei 2020   18:38 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2Gambar ilustrasi dari .aawsat.com edisi 28 Februari 2019

Sementara itu sejak Desember 2019 GNA justru mulai mendapat suntikan kekuatan murni 100% dari Turki dan Qatar dan negara simpati lainnya Italia. Atas prinsip persaudaraan muslim, Recep Tayyip Erdogan mengingatkan Jendral Khalifa Haftar bahwa Turki tidak akan dapat menahan diri untuk memberi "pelajaran" jika ia terus menyerang Government Ntional Accrod (GNA).

Sebelum gertakan itupun sesungguhnya Turki telah lebih dahulu mendukung GNA secara nyata tetapi gertakan Erdogan bukan omong kosong. Turki mengirimkan pasukan bayaran dari berbagai elemen pemberontak Suriah dukungan Turki. Hingga saat ini tak kurang 5 ribuan petempur Suriah hadir di Libia membantu GNA.

Selain itu Turki memasok banyak sekali peralatan tempur termasuk drone penyerang Bayraktar TB-2 dan Anka-S dikendalikan langsung oleh pasukan Turki. Sejak Februari 2020, mobilisasi pasukan Haftar dan tempat persembunyiannya terlacak dan satu demi satu dihancurkan. Pusat-pusat pertahanan dan radar di serang oleh drone Turki.

Sejumlah kapal pengangkut peralatan tempur dan petempur dari Turki silih berganti menghampiri perairan Tripoli bahkan langsung ke pelabuhan Tirpoli. Turki juga mengerahkan kapal frigat AL nya membantu serangan (misil) misalnya dalam perebutan pangkalan udara Al-Watiya. 

Turki membantu GNA 100% persis seperti Putin lakukan terhadap Bashar al-Assad di Suriah. Beberapa hal diantaranya adalah : 

  • Melibatkan ahli perang elektronik
  • Melibatkan petempur bayaran
  • Melibatkan drone sebelum ofensif darat dilakukan
  • Memasok peralatan tempur modern dan petempur dengan kapal perang dan pesawat tempur
  • Presiden Erdogan melakukan koordinasi dan kontak telepon dengan Sarraj mengucapkan selamat dan evaluasi

Sementara itu LNA dukungan Mesir, UEA dan Rusia hanya masih samar-samar. Ketiga "mitra" Haftar tersebut masih mencari persamaan maksud dan tujuan masing-masing. Akibatnya Mesir hanya bisa membantu "teriak-teriak" secara diplomatis, UEA membantu fiansial dan Rusia membantu pasukan tempur dan peralatan tempur seadanya.

Erdogan kini jumawa,  dielu-elukan di Turki. Keterlibatan Turki di Libia dikemas sebagai propaganda Muslim brotherhoods dan mendukung pemerintahan diakui PBB, meskipun tentu saja ada maksud dan tujuan politik dan ekonomi dibalik itu misalnya menancapkan pengaruh the new Ottoman Empire, pengaruh geopolitik dan penguasaan minyak Libia.

Jelas sekali hal itu tidak dapat dilakukan oleh Rusia, Mesir dan UEA dan sejumlah negara Arab yang bersimpati pada Haftar karena (mungkin) masih ada Rusia di sana. 

Kini GNA bersiap ofensif ke Tahurna untuk mengurung LNA di timur dan tengah dengan strategi memukul LNA dari belakang ke arah Tripoli.

Tampaknya Rusia musti undur diri secara total Libia jika tak mau pertahanan LNA kebobolan lebih besar. Mimpi Haftar menguasai Tipoli dan mengalahkan GNA dan Turki biar diurus oleh negara Arab saja sehingga jelas perang di sana adalah perang negara Arab melawan pengaruh Turki.

abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun