Benarkah apa yang dikuatirkan oleh peneliti LIPI di atas. Penulis bukan ahli kimia, micro organisme dan juga bukan ilmuan. Tetapi penulis berusaha mencari informasi untuk menjawab pernyataan ilmuan LIPI di atas.
Masih menurut sumber tersebut UVC telah digunakan dalam proses sterilisasi air terutama membasmi mikroorganisme misal parasit yang telah resisten terhadap sejumlah disinfektan kimia.
Memang diakui belum ada penelitian sejauh apa UVC mampu melumpuhkan Covid-19 tetapi UVC (artificial) terbukti mampu mempengaruhi virus Corona lain yakni (SARS Cov-1).
Fakta hasil penelitian, radiasi UVC mampu melengkungkan struktur materi genetik virus dan mencegahnya memperbanyak diri (berkembang biak).
Akibatnya sekarang sinar UVC ini telah dan sedang digunakan secara massif di China tentu dengan cara yang terkontrol dalam beberapa hal misalnya tertutup dan tidak sembarangan.
Sumber lainnya ini memberi penjelasan lebih tegas. Virus temasuk salah satu mikro organisme. Virus tidak dapat memproduksi diri mereka sendiri. Tetapi mereka memiliki DNA dan RNA. Mereka bereproduksi dengan cara menempel pada sel dan menyuntikkan DNA mereka.
Masih menurut sumber tersebut sinar UV berperan merusak susunan dan urutan sel DNA virus sehingga dapat menghancurkan kemampuan mereka mereproduksi diri sendiri.
Berdasarkan kedua sumber di atas tampaknya para ilmuan di tanah air mengkaji kembali apakah sinar UV (apapun tipenya) dapat atau tidak digunakan untuk membasmi reproduksi virus khususnya Corona.
Jika lampu atau sinar UV bisa dipakai untuk memerangi corona virus mungkin penggunaan hand sanitizers, disinfektan dan APD berharga mahal akan dapat dikurangi dan jumlah petugasnya pun dapat dikurangi.
Semoga para ilmuan di tanah air secepatnya melakukan uji coba, penelitian dan membuat kesimpulan untuk membantu warga memerangi virus Corona dengan cara murah, mudah tapi efektif dan negeri kita "hidup" lagi lebih cepat, tak perlu libur panjang-panjang lagi.