Meskipun secara fungsional pihak yang paling bertanggung jawab dalam penunjukan itu adalah Nur Kholis Setiawan, Dirjen Kemenag (mengaku karena tanpa filter mengajukan ke Menteri) tetap saja Fahrul Razi kembali jadi bahan sorotan tajam atas keputusan konyol tersebut.
Penunjukan Muhammadiyah Amin (Dirjen Bimas Islam) juga sebagai pelaksana tugas Bims Khatolik (rangkap jabatan) telah terjadi berbilang bulan sejak Bimas Khatolik sebelumnya, Eusabius Binsas pensiun sejak Juli 2019 lalu. Sejak itu, Muhammadiyah Amin merangkap jabatan mengisi posisi tersebut hingga mencuat ke permukaan dua hari lalu.
Pantas Muhammadiyah Amin yang telah berkarir di Kemenag hampir 30 tahun tersebut akhinya jatuh sakit beberapa bulan terakhir. Meskipun belum diketahui apa jenis sakitnya tapi dapat dibayangkan ada beban psikologis dialami oleh alumnus S3, Kajian Islam, UIN Syarif Hidayatullah, 2003 itu. Betapa berat "pajk Haji" berpangkat pembina utama golonganIV/e ini menjalankan tugas ganda termasuk mengurusi masalah ummat Katolik yang sesungguhnya tidak diketahui secara detail oleh yang bersangkutan.
Jika mengacu pada masa jabatan Fahrul Razi dilantik sejak 23/10/2019 berarti Muhmmadiyah telah mengemban tugas gandanya hampir 6 bulan, padahal ia telah merangkap tugas tersebut sejak 9 bulan lalu. Terlalu lama membiarkan Muhammadiyah menangani bidang tersebut.
Barulah kemarin Selasa 11/2/2020 Kemenag berjanji akan menunjuk pejabat khusus baru yang menangani Bimas Katolik sebagaimana diugkapkan Nur Kholis seraya meminta maaf pada publik atas semua kekhilafan tersebut.
Fahrul perlu melakukan pengamatan ke dalam (internal) agar suatu saat TIDAK dibuat terperangah melihat ada pejabat Kemenag ternyata memiliki tentakel mencengkeram zona nyaman masing-masing di setiap sendi.
abanggeutanyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H