Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT. Garuda Indonesia (persero) Tbk pada 22/1/2020 telah menunjuk dan menetapkan pengurus baru manjemen maskapai plat merah tersebut. Irfan Setiaputra ditetapkan sebagai Direktur Utama (Dirut) menggantikan Ari Askhara.
Beberapa nama lain yang baru muncul dan yang masih "juara bertahan" di Garuda adalah :
- Tumpal Manumpak Hutapea selaku Direktur Operasi
- Rahmat Hanafi Direktur Teknik
- Ade R Susardi Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi.
- M Rizal Pahlevi menjabat sebagai Direktur Niaga dan Kargo
- Fuad Rizal, yang pernah jadi Pelaksana Tugas (Plt) Dirut Garuda bertahan di kursi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko
- Aryaperwira Adileksana Direktur Human Capital
- Di kursi komisaris Triawan Munaf menjadi komisaris utama (komut) didampingi wajah lama Chairal Tanjung selaku Wakil Komut.
- Komisaris lainnya adalah Komisaris Independen diisi oleh Elisa Lumbantoruan dan Yenny Wahid serta Peter F Gontha
Melihat pada sejumlah nama-nama di atas tampaknya memang ada perubahan mendasar meskipun tidak menyeluruh karena masih adanya para pemain kunci di Garuda yang masih bercokol di sana. Dikuatirkan cepat atau lambat para pemain kunci lama akan mempertahankan beberapa bidang zona nyaman yang telah lama mengakar dalam budaya kerja Garuda.
Meski demikian sejumlah kekuatan baru di atas diyakini akan lebih mumpuni Garuda dengan sentuhan lebih manusiawi yaitu pendekatan kemanusiaan guna meningkatkan pruduktifitas, efektifitas dan efisiensi serta dalam menjalankan visi dan misi perusahaan.
Semangat perubahan ini tidak berlebihan sebab sesuai dengan pernyataan perpisahannya mantan Komut sebelumnya yaitu Sahal Lumban Gaol menekankan sisi moralitas yang tinggi dalam mengelola perusahaan tersebut di masa akan datang. “Kami sangat meyakini bahwa semua insan Garuda mempunyai martabat yang tinggi dan bekerja sesuai profesinya. Kami yakin insan Garuda akan mendukung tim yang baru ini. Kudah mudahan tim baru ini bekerja dengan cepat,” ujarnya.
Tidak dapat dipungkiri lagi sebagian (meski tidak semua) rahasia buruk di dalam perusahaan itu telah terbongkar. Publik dibuat terperanjat tak menyangka jika Garuda dikelola dengan cara mafia hingga tidak merasa bersalah karena zona nyaman itu telah membudaya mencengkeram hingga ke akar-akar perusahaan.
Jelas sekali Garuda memerlukan sentuhan manusiawi dalam berbagai bidang dengan tetap mengedepankan profesionalisme karena perusahaan ini harus bertarung dengan aneka maskapai kelas dunia jika tidak mau terkapar menjadi perusahaan yang tinggal nama atau kenangan.
Oleh karena itu Garuda musti diisi oleh punggawa profesional tapi bekerja dengan mata, hati dan akal. Harapan kita pada pengurus baru ini akan mampu mengeluarkan Garuda Indonesia dari alam kegelapan ke alam terang benderang.
Tidak perlu diuraikan panjang lagi apa saja reputasi dan latar belakang tokoh-tokoh punggawa Garuda disebutkan di atas pasti rekan pembaca telah mengetahui lebih mendalam. Beberapa tokoh tersebut dapat dilihat dari profil mereka selama ini masuk katagori tokoh yang berpikir dan bekerja dengan hati-hati.
Sosok seperti Irfan Setiaputra, Rahmat Hanafi, Ade R Susardi, Triawan Munaf dan Yenni Wahid, Peter F Gontha (mantan Dubes untuk Polandia) dan lain-lain adalah sosok yang telah membuktikan diri mereka sebagai SDM tangguh yang memiliki ilmu pengetahuan dan bekerja dengan mata hati dalam berinteraksi dalam organisasi dan masyarakat.
Kelebihan seperti itu akan diimplementasikan ke dalam perusahaan Garuda Indonesia sebagaimana diharapkan juga oleh Erick Tohir Menteri BUMN.