Banyak sekali acara menarik di TVRI saat itu dan tidak mungkin disebut satu per satu di sini. Sekadar membantu mengenangnya sebut saja beberapa siaran favorite 1980-an saat itu misalnya Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) seri pertama ditayangkan setiap Pagi.
Bayangkan, senam saja ditayangkan oleh TVRI era 1980-an dan faktanya banyak yang nonton karena kegiatan itu termasuk menarik saat itu. Guru senam berteriak (1-1, 2-2, 3-3, 4-4, 5-5- 6-6,7-7 delapan) berulang-ulang diiringi musik ciptaan Nortier Simanungkalit.
Acara lainnya yang tak kalah menarik adalah :
- Kartun, "Si Unyil" dari 5 April 1981 sampai 1993.
- Dari Desa ke Desa, sebuah acara tentang pembangunan desa dan Kelompencapir (singkatan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa). Mirip cerdas cermat seputar pertanian dan perkebunan dari 1990 - 1995.
- Srimulat, acara lawakan di TVRI sejak 1981. Karena berbagai hal satu persatu bintang Srimulat rontok. Akhirnya pada 1989 Teguh (pimpinan Srimulat) membubarkan grup ini sekaligus hilang.
- Dari Gelanggang ke Gelanggang dari 1996 - 1989.
- Berpacu Dalam Melodi, dari 1988-1998, kemudian dihidupkan kembali pada 2013-2014.
- Siaran Dunia Dalam Berita. Program yang mengudara setiap malam selama 30 menit dari Juli 1973 hingga Desember 2008. Sebuah acara paling lama di TVRI (25 tahun). Menjelang masa akhirnya seluruh televisi swasta diwajibkan ikut menyiarkan acara ini.
- Aneka film berseri misalnya The Little House dibintangi Michael London dan Karen Grassle dalam cerita suasana desa yang harmoni.
- Selekta Pop, Acara hiburan dari 1983 - 1991
- Titian Muhibah pementasan pemusik dan penyanyi Indonesia - Malaysia. Acara ini akhirnya punah seiring dengan berakhirnya pemerintahan Soeharto pada 1998.
- Piala Dunia 1990 di Itali. Pertama sekali TVRI menayangkan siaran langsung siaran sepak bola Piala Dunia pada Juni - Juli 1990. Meski tidak menanayngkan semua pertandingan tapi kala itu kita bisa melihat aksi langsung bintang top dunia seperti Roberto Baggio, Trio Belanda (Gulit, Basten,Rijkard).
- Aneka Ria Safari, mulai ditayangkan pada 1982 hingga berkahir pada 1992 seiring munculnya televisi swasta.
Masih ingatkah bagaimana kita menantikan acara favorite masing-masing? Ada yang sudah mempersiapkan diri sejak sore hari guna menonton acara kesayangannya sebut saja tayangan musik "Aneka Ria Safari.." Begitu selesai Dunia Dalam Berita terdengar suara Edi Sud menggelegar. "Dari Studio TV-RI Senayan Jakarta..... Inilah dia Aneka Ria Safari..." diiringi suara keprokan (tepukan) penonton di dalam studio.
Penonton di studio dan seluruh tanah air serasa digoyang penyanyi aneka tembang mengiris kalbu saat itu. Beberapa lagu dari acara tersebut masih membekas hingga sekarang. Banyak diantaranya melepas kerinduan pada lagu-lagu aneka ria safari saat itu melalu Youtube.
Sejak didirikan pada 24 Agustus 1962, seharusnya TVRI telah matang pada saat ini (Januari 2020) di usianya hampir 58 tahun. Dalam keterbatasannya sebagai lembaga penyiaran publik yang tidak boleh dikomersialisasikan dan anggaran yang juga sangat terbatas publik dapat menilai TVRI dipaksa hadir berkompetisi di era globalisasi ketika semuanya serba komersil.
TVRI digariskan harus menjadi diri sendiri tapi diminta juga untuk menjadi beberapa hal berikut :
- Menyesuaikan dirinya dengan cara yang sangat terbatas.
- Menjadi diri sendiri tapi harus modern.
- Ikut perkembangan jaman tapi dana terbatas.
- Mampu menjadi pembentuk persatuan dan kesatuan (1962 - 2001) tapi kehabisan idea untuk mewujudkannya
- Semakin Dekat di Hati (2001 - 2003), tapi tidak didukung oleh produk siaran yang membuat hati pemirsa condong ke sana
- Menjadi Saluran Pemersatu Bangsa (2012- 2019)
- Diformat ulang kembali Media Pemersatu Bangsa (2019 - saat ini) tapi yang terlihat adalah perpecahan antara Dewan Pengawas TVRI (komisari) dengan Dirut dan dewan direkturnya
Akan seperti apakah lembaga penyiaran publik yang pernah menggoyang saat remaja dahulu ini masa depannya? Mampukah TVRI bertahan seperti NHK, BBC London,TV1 - TV 2, CCTV milik Jepang, Inggris, Malaysia, China dan lainnya?
Di tengah kondisi arus perubahan yang juga diderita oleh lembaga penyiaran publik milik negara lain tapi masih bertahan eksis hingga saat ini. Tidak terdengar adanya pergolakan "maut" antara Dewas dengan Dirut yang "menewaskan" Dirut.
Sebaiknya pemerintah, lembaga terkait dan petinggi TVRI bergurulah ke sana, apa yang mereka lakukan. Bersama Dirut dan Dewas yang baru diharapkan semoga TVRI mampu jadi dirinya sendiri sesuai fungsinya tapi mampu mengikuti perubahan jaman. Duh.. susahnya..