Entah terinspirasi dari mana dan siapa teriakan (yel) "Lanjutkan" bergema berkali-kali di dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PAN di Hotel Millennium Jakarta pada 7/12/2019.
Teriakan itu makin bergema berulang-ulang saat Ketua Dewan Kehormatan Amien Rais (AR) memberi kata sambutan dalam pembukaan sehingga konsentrasinya agak terganggu.
Para pendukung ketua umum petahana, Zulkifli Hasan (Zulhas) memperlihatkan tanda- tanda kurang bersahabat saat AR berbicara. Ada yang membuka pintu ruangan dan banyak yang hilir mudik ke luar ruangan.
Suasana Rakernas PAN kali ini tampaknya sudah memanas sejak belum dibuka. Suara-suara menggalang dukungan untuk ketua umum petahana Zulhas terlihat sangat tinggi, padahal AR yang juga berbesan dengan Zulhas mengingatkan ada kandidat lain selain Zulhas.
Dalam kata sambutannya AR dengan tegas mengatakan hasil akhir ketua umum PAN sudah tercatat di Lauhul Mahfudz. "Boleh Anda lanjutkan atau tidak lanjutkan, satu periode, saya hanya tersenyum karena sudah ada di Lauhul Mahfudz siapa yang akan jadi ketua umum kita nanti," ujar pendiri PAN iniucap Amien Rais sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Berkali-kali AR minta peserta kongres agar tidak meneriakkan yel tersebut tapi berkali-kali terdengar riuh seperti datangnya gemuruh angin. Akibatnya sebelum menutup pidatonya AR kembali menegaskan dengan sangat tegas agar tidak lagi meneriakkan yel tersebut karena selain hal itu belum tentu terjadi juga mengingatkan partai PAN bukan partai kampungan.
"Maaf tidak ada yel lanjutkan, belum tentu ya, jangan mendahului takdir ya, anda-anda jangan bersorak seperti itu, tidak layak. Ini bukan partai kampungan," ujar amin langsung menutup kata sambutan dengan mengucapkan Assalamualakum.
Setelah itu ketegangan tampak dimana-mana. Raut peserta kurang puas dan lesu tampak sangat jelas di setiap penjuru. Perdebatan didalam ruangan terjadi berulang kali sehingga panitia meminta peserta untuk keluar dari ruangan dan sidang diskor beberapa kali.
Akibat situasi tidak kondusif ini sang ketua dewan kehormatan mengingatkan kembali agar semua peserta membaca istighfar sebanyak tiga kali.
Mengapa arus tekanan perubahan dalam PAN kini semakin kuat, tampaknya ada kaitannya dengan posisi AR sendiri.
AR dan teman-teman membentuk PAN pada 23 Agustus 1998. sebuah partai politik berkonsep akhlak politik berdasarkan agama. Akan tetapi PAN bukanlah partai pribadi AR. Partai PAN bukanlah kerajaan politik AR dan PAN juga bukan Hak Milik AR.